Daftar Startup Tutup dan PHK Massal di Indonesia pada 2023

Freepik
Ilustrasi, startup.
Penulis: Nadhira Shafa
Editor: Safrezi
13/12/2023, 11.13 WIB

Tahun 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri startup di Indonesia. Banyak perusahaan rintisan yang harus mengambil langkah drastis untuk bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. 

Beberapa di antaranya bahkan harus gulung tikar atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap karyawan mereka.

Berikut ini adalah daftar startup yang tutup dan PHK massal di RI 2023, berdasarkan rangkuman dari Katadata.co.id:

Startup (Unsplash)

Daftar Startup Indonesia yang Tutup pada 2023

  • Pegipegi

Aplikasi biro perjalanan daring (OTA) Pegipegi menghentikan operasinya per Senin (11/12). Perusahaan menyampaikan berita penutupan setelah hampir 12 tahun menjadi teman travel masyarakat Tanah Air.

Pegipegi menjadi salah satu korban yang tak mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan di dunia startup.

  • Rumah.com

Platform marketplace properti Rumah.com resmi menutup bisnisnya di Indonesia per Jumat (1/12) Keputusan tersebut diambil oleh perusahaan induknya, PropertyGuru Group untuk mempertahankan bisnis secara keseluruhan.

CEO dan Managing Director PropertyGuru Group, Hari V. Krishnan mengatakan keputusan tersebut tidak mudah. Namun, pihaknya sepakat untuk fokus pada bisnis yang menunjukkan potensi untuk mencapai pertumbuhan yang kuat.

Dengan keputusan ini, perusahaan memutus kontrak kerja atau PHK sebanyak 61 karyawannya. PropertyGuru menjanjikan pemberian dukungan bagi mereka yang terkena PHK, serta membantu proses transisi.

  • Ula

Startup B2B dagang asal Indonesia, Ula, yang sempat mendapatkan suntikan dana dari Jeff Bezos, pendiri Amazon, telah resmi menutup operasionalnya setelah beberapa kali melakukan PHK pada karyawannya.

Startup tersebut mulai mengalami kemunduran seiring dengan keputusan efisiensi karyawan. Pada 2022, Ula terpaksa melakukan PHK Massal terhadap 134 karyawannya. 

  • Lummo

Startup penyedia solusi layanan perangkat software-as-a-service (SaaS) Lummo melakukan PHK terhadap karyawannya dan menutup bisnisnya. Pada mei 2023 lalu, startup yang menyediakan layanan BukuKas ini resmi menutup operasionalnya dan meminta pengguna untuk mengunduh data yang telah dicantumkan dalam BukuKas. 

Sebelumnya, aplikasi ini juga telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp1,14 triliun dari Jeff Bezos lewat Bezos Expedition.

  • JD.ID

Pada Jumat (31/3), JD.ID, platform e-commerce asal Tiongkok, resmi menutup layanannya di Indonesia. Penutupan ini menyusul PHK massal yang dilakukan perusahaan pada tahun 2022.

Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara, mengatakan bahwa keputusan penutupan layanan ini merupakan instruksi dari induk perusahaan, JD.com, Inc. JD.com memilih untuk fokus pada pengembangan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya.

  • CoHive

CoHive, perusahaan operator coworking space asal Indonesia, dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (18/1).

Manajemen CoHive menjelaskan bahwa penutupan ini disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang berkepanjangan yang memicu kondisi pasokan berlebih (oversupply) ruang kantor dan suntikan dana yang semakin menipis.

CoHive telah berjuang untuk bertahan selama dua tahun terakhir, tetapi akhirnya tidak dapat lagi bertahan.

  • Qlapa

Pada 4 Maret 2019, platform dagang elektonik Qlapa yang khusus menjual kerajinan tangan Indonesia resmi ditutup. Startup ini tutup setelah beroperasi selama 4 tahun. 

Qlapa didirikan oleh Benny Fajarai dan Fransiskus Xaverius pada tahun 2015 dengan tujuan untuk menyediakan wadah bagi para pengrajin Indonesia untuk menjual produk-produk mereka secara online

Sebelumnya, pada Maret 2017, Qlapa sempat mengumumkan perolehan pendanaan Seri A dari Aavishkaar, perusahaan investasi asal India. Pendanaan ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan Qlapa. Namun, persaingan yang ketat di industri e-commerce Indonesia, serta faktor-faktor lainnya, akhirnya membuat Qlapa memutuskan untuk menutup layanannya.

  • DishServe

DishServe, startup cloud kitchen di Indonesia, menghentikan layanannya pada Mei 2023. Penutupan tersebut disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu pendanaan yang kurang dan model bisnis yang tidak sesuai.

Menurut CEO dan Founder DishServe, Rishabh Singhi, pendanaan yang kurang membuat perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk terus beroperasi. Selain itu, model bisnis DishServe yang menggabungkan berbagai merek makanan di bawah satu atap dinilai terlalu kompleks dan tidak efisien.

  • Bananas

Pada Oktober 2022, Bananas, startup quick commerce atau e-grocery, mengumumkan penutupan layanan dan beralih ke bisnis baru. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak melihat bisnis e-grocery akan berkembang. Dengan dukungan investor, Bananas akan memanfaatkan sisa dana yang ada untuk membuat bisnis baru.

Penutupan layanan ini berdampak kepada 36 karyawan Bananas. Perusahaan akan menjual sisa persediaan produk berkualitas tinggi dengan diskon yang signifikan.

Selain itu, Bananas juga bekerja dengan jaringan teman dan kolega industri untuk menempatkan talenta terbaik yang terkena dampak penutupan layanan.

  • Fabelio

PT Kayu Raya Indonesia, perusahaan induk dari startup desain furnitur dan interior Fabelio, dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat lewat putusan No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022.

Penyebab pailitnya Fabelio diduga karena perusahaan tersebut tidak mampu membayar utang kepada krediturnya. Sebelum gulung tikar, Fabelio sempat mendapatkan pendanaan bernilai jumbo, salah satunya pada Juni 2022 sebesar US$9 juta.

  • Brambang

Startup Brambang, yang menyediakan layanan kebutuhan pokok sehari-hari, mengumumkan akan menutup layanan tersebut pada Jumat (27/5) pukul 19.00 WIB. Semua pesanan atau keluhan yang masuk sebelum pukul tersebut akan diproses pada Sabtu, 28 Mei.

Mulai tanggal 28 Mei, Brambang akan beralih menjadi marketplace smartphone dan elektronik. Hal ini dilakukan karena Brambang melihat potensi yang lebih besar di sektor tersebut.

GoTo PHK 1.300 Karyawan (Katadata)

Daftar Startup Indonesia PHK Massal pada 2023

Berikut startup yang melakukan PHK di Indonesia sejak awal tahun:

  • Xendit
  • Carsome
  • Shopee Indonesia
  • Grab
  • Tokocrypto
  • MPL
  • Lummo
  • Tanihub
  • Mamikos (belum ada konfirmasi)
  • Zenius (tiga kali PHK sejak 2022 hingga 2023)
  • JD.ID (Mei dan Desember 30% atau 200 orang)
  • Line
  • Beres.id
  • Pahamify
  • LinkAja
  • SiCepat
  • Yummy Corp (belum ada konfirmasi)
  • Bananas
  • Ruangguru
  • GoTo 12% atau 1.300 orang
  • KoinWorks
  • Ajaib
  • OYO 10% dari total atau 250 orang
  • Sayurbox 5%
  • Ula 23% atau 134 orang
  • Sirclo 8% karyawan
  • Glints 18%
  • Shipper 8% atau 65 orang
  • Bibit
  • Fazz Financial

Demikian informasi mengenai daftar startup tutup dan PHK massal pada 2023. Semoga informasi di atas bermanfaat bagi Anda.