Zenius resmi tutup pada hari ini (22/1) setelah 20 tahun beroperasi. Startup pendidikan ini berjanji akan segera kembali.
“Dengan berat hati, terhitung sejak 22 Januari, Zenius mengambil langkah sementara untuk berhenti beroperasi agar bisa kembali dengan pendekatan yang lebih kuat di masa mendatang,” kata Zenius dalam laman resmi New Primagama, Rabu (17/1).
Meski begitu, New Primagama Powered by Zenius tetap beroperasi.
“Meski tanpa dukungan pembelajaran online dari Zenius untuk sementara waktu, New Primagama akan tetap beroperasi sebagai bimbingan belajar tatap muka atau offline sepenuhnya,” Zenius menambahkan.
Zenius mengakuisisi lembaga pendidikan luar sekolah Primagama pada Februari 2022. Primagama pun bertransformasi menjadi New Primagama Powered by Zenius.
Zenius dan New Primagama menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih kepada seluruh siswa/i, orang tua, guru, dan seluruh New Prima Geng. “Primagama, sebagai pionir bimbel Indonesia terus berkomitmen menyediakan fasilitas belajar terbaik dan membantu siswa/i meraih impian,” kata Zenius.
Startup Zenius menyampaikan akan segera kembali. Namun perusahaan rintisan ini tidak memerinci strategi yang tengah disiapkan.
Pada awal Januari, Zenius menyampaikan bahwa perusahaan menghadapi tantangan operasional. Namun startup ini tidak memerinci tantangan yang dimaksud.
“Kami sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang akan ditimbulkan bagi para pengguna,” kata perusahaan dalam keterangan pers, tiga pekan lalu (4/1).
“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasional sementara, tetapi menjamin bahwa kami tidak akan berhenti untuk berusaha menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkai Indonesia yang cerdas, cerah, asik,” Zenius menambahkan.
Startup Zenius Dikabarkan Akan Dijual
Startup pendidikan Zenius hadir pada 2004 atau sudah 20 tahun beroperasi. Pada pertengahan tahun lalu, Zenius dikabarkan dalam tahap diskusi untuk menjual perusahaan.
DealStreetAsia pertama kali melaporkan kabar tersebut. Tiga sumber mengatakan, perusahaan berdiskusi dengan salah satu pusat bimbingan belajar lokal yang juga memiliki platform pendidikan.
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar itu kepada Zenius. “Mohon maaf, tapi saat ini kami tidak bisa mengonfirmasi hal tersebut,” kata Zenius kepada Katadata.co.id dalam keterangan pers, pada Juni (28/6).
Manajemen menyampaikan, visi Zenius yakni berkolaborasi untuk menjadikan masyarakat Indonesia cerdas, cerah, dan asik.
"Zenius selalu berupaya untuk bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki visi serupa guna memperbesar dan mengakselerasi dampak positif di bidang pendidikan,” katanya.
“Dengan visi tersebut, kami selalu terbuka untuk menjalin kemitraan dengan individu, perusahaan, atau organisasi yang memiliki tujuan sama," manajemen Zenius menambahkan.
Startup Zenius Dikabarkan Akan Diakuisisi
Setelah kabar akan dijual, muncul rumor di media sosial bahwa Sekolah.Mu yang akan mengakuisisi Zenius.
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar itu kepada Zenius. “Mohon maaf, tapi saat ini kami tidak bisa mengonfirmasi hal tersebut,” kata Zenius kepada Katadata.co.id dalam keterangan pers, pada Juli (5/7).
Manajemen menyampaikan, visi Zenius yakni berkolaborasi untuk menjadikan masyarakat Indonesia cerdas, cerah, dan asik.
"Zenius selalu berupaya untuk bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki visi serupa guna memperbesar dan mengakselerasi dampak positif di bidang pendidikan,” katanya.
“Dengan visi tersebut, kami selalu terbuka untuk menjalin kemitraan dengan individu, perusahaan, atau organisasi yang memiliki tujuan sama," manajemen Zenius menambahkan.
Sekolah.Mu hadir pada 2019 atau sebelum pandemi corona. Startup ini mengusung konsep blended learning atau memadukan pembelajaran online dan offline.
Per Maret 2022, perusahaan rintisan itu memiliki 5,3 juta murid dan menggaet lebih dari 1.000 guru. Sekolah.Mu juga menjadi salah satu platform yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melaksanakan program Kartu Prakerja.
Sementara Zenius didirikan oleh Sabda PS dan Medy Suharta pada 2007. Posisi Sabda PS sebagai CEO digantikan oleh Rohan Monga pada 2019. Sabda menjadi Chief Education Officer Zenius.
Rohan berpengalaman lebih dari 13 tahun di bidang teknologi. Ia sebelumnya menjabat sebagai COO Gojek.
Sabda kembali menjadi CEO Zenius pada Maret 2023.