Anak usaha Bank Mandiri yakni Mandiri Capital Indonesia dan BNI, BNI Ventures menyuntik modal startup perikanan FishLog. Namun nilai pendanaannya tidak disebutkan.

Investor lain yang berpartisipasi dalam pendanaan pra-seri A kepada startup perikanan FishLog yakni Accel Partners, Insignia Ventures Partners, dan Saison Capital.

Pendanaan pra-seri A itu menjadikan FishLog sebagai startup pertama yang meraih investasi dari tiga bank BUMN, yakni Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Anak usaha BRI, BRI Ventures menyuntik modal FishLog pada 2022.

Co-Founder sekaligus CEO FishLog Bayu Mukti Anggara menyampaikan, dana segar tersebut akan digunakan untuk meningkatkan bisnis perikanan dan memperkuat ekosistem rantai dingin. 

Startup FishLog akan berfokus pada distribusi produk perikanan yang dapat dilacak FishLog di Amerika Serikat (AS) lewat FishLog Trace dan FishLog Smart Contract. Kedua alat ini berbasis teknologi blockchain.

FishLog Trace disebut menjamin makanan laut berasal dari sumber yang bertanggung jawab, dengan memanfaatkan sistem yang dapat dilacak dan memberikan perlindungan asuransi berkualitas.

Sementara itu, FishLog Smart Contract menangani pembiayaan, meningkatkan transparansi, dan menumbuhkan kepercayaan global.

"Amerika Serikat merupakan salah satu pasar terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian AS, impor makanan laut AS melebihi ekspor US$ 20,3 miliar pada 2023,” kata Bayu dalam keterangan pers, Selasa (2/4).

Oleh karena itu, FishLog ingin memperkuat ekosistem di Amerika. Hal ini dapat mempercepat profitabilitas distribusi produk seperti Kepiting Rajungan, Tuna, Udang, dan masih banyak lagi sebagai produk impor Indonesia ke pembeli internasional B2B FishLog.

FishLog mengklaim menjadi startup perikanan Indonesia pertama yang mendirikan perusahaan yang mengimpor dan mendistribusikan merek makanan lautnya sendiri di Amerika Serikat.

FishLog beroperasi di Amerika Serikat sejak tahun lalu. Startup ini mendistribusikan lebih dari 60 ribu kilogram produk makanan laut. FishLog menghubungkan lebih dari 60 pembeli domestik dan internasional.

Co-Founder sekaligus COO FishLog Abdul Halim menyampaikan, perusahaan berupaya menciptakan industri perikanan yang lebih kompetitif secara global di Indonesia. Caranya, menyediakan infrastruktur dan kemitraan yang tepat bagi para pemangku kepentingan perikanan untuk membuka pertumbuhan global. 

“FishLog membangun solusi teknologi untuk menghubungkan fasilitas penyimpanan dingin di seluruh negeri dengan tujuan meningkatkan transparansi, stabilitas, dan kematangan rantai pasokan perikanan,” kata Abdul.

“Kami bercita-cita menjadi mitra bagi para pengusaha perikanan dalam mendapatkan akses ke berbagai pemangku kepentingan seperti lembaga keuangan, pembeli di dalam dan luar negeri, dan lainnya,” Abdul menambahkan.

Partner Accel Prashanth Prakash menyampaikan, peluang industri perikanan di Indonesia US$ 30 miliar.  “Dengan pasar ekspor yang berkembang pesat dan konsumsi domestik yang kuat, lanskap ekonomi negara ini penuh dengan potensi,” ujar dia.

Menurut CEO Mandiri Capital Indonesia (MCI) Ronald Simorangkir, FishLog menjadi kandidat yang menonjol sejak Indonesia Impact Fund garapan MCI. “Dengan kapasitasnya dalam memberdayakan nelayan dan meningkatkan mata pencaharian mereka, FishLog mampu berintegrasi dengan baik ke dalam ekosistem Mandiri Group,” kata Ronald.

FishLog juga berkolaborasi dengan program BNI Xpora untuk mendukung UKM seafood Indonesia dalam memperluas ekspor. FishLog telah menyalurkan dana sekitar US$ 950 ribu untuk memberdayakan para mitra bisnis perikanan ekspor. 

CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro mengatakan, BNI Ventures berinvestasi di FishLog untuk meningkatkan keuangan inklusif bagi para nelayan. Melalui kegiatan investasi dan sinergi, BNI Ventures bertujuan meningkatkan aktivitas transaksional dengan mengintegrasikan layanan, produk, dan jaringan transaksional BNI ke dalam ekosistem FishLog.

"Penguatan daya saing global UKM dapat dicapai melalui kemitraan dengan perusahaan besar untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi,” ujar Eddi.

FishLog mencatatkan peningkatan produktivitas penyimpanan dingin 40%. Selain itu, mengelola lebih dari 4.000 ton inventaris makanan laut per bulan.

Startup itu mengatakan telah memberikan dampak positif kepada lebih dari 100 pemasok, memberdayakan lebih dari 800 pekerja, dengan 38% di antaranya perempuan. 

Sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan, FishLog baru-baru ini menutup hibah US$ 100 ribu dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan Kementerian Keuangan. Dana itu akan meningkatkan literasi keuangan keluarga nelayan, memberikan pendidikan karakter bagi anak-anak nelayan, mendukung penanaman bakau untuk pelacakan karbon global di industri perikanan, dan lainnya.

Reporter: Lenny Septiani