Xiaomi makin serius menantang perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Tesla. Produsen ponsel Cina ini resmi mendaftarkan lini bisnis mobil listrik atau electric vehicle (EV) dan mengakuisisi startup kendaraan otonom Deepmotion.

CNBC Internasional melaporkan, nama entitas baru Xiaomi di bidang kendaraan listrik yakni Xiaomi EV. Produsen ponsel pintar (smartphone) ini mendaftarkan lini bisnis itu dengan modal terdaftar 10 miliar yuan atau US$ 1,55 miliar.

"Saat ini Xiaomi EV memasuki fase pengembangan substansial,” kata Xiaomi dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (1/9).

Xiaomi juga mengonfirmasi bahwa Xiaomi EV memiliki 300 karyawan. Beberapa tim di didalamnya melakukan berbagai penelitian pasar pengguna dalam lima bulan terakhir. Tim ini telah mengunjungi mitra industri yang siap diajak kerja sama. 

Meski begitu, Xiaomi belum mengungkap detail produk mobil dan kendaraan listrik yang bakal dirilis.

Bulan lalu, Xiaomi mengakuisisi startup kendaraan otonom Deepmotion sekitar US$ 77 juta. "Kami ingin mempercepat pengembangan teknologi mengemudi otonom Level 4," kata Presiden Xiaomi Wang Xiang dikutip dari South China Morning Post, pekan lalu (25/8).

Kedua langkah itu menjadi bukti Xiaomi semakin serius menantang Tesla. Penguatan ini dilakukan ketika Tesla disebut-sebut memata-matai produk Cina.

Bukti lain Xiaomi semakin serius menantang Tesla yakni menyiapkan US$ 10 miliar untuk bisnis kendaraan listrik. Reuters melaporkan, China Evergrande Group sedang dalam pembicaraan untuk menjual unit kendaraan listrik ke produsen ponsel itu.   

Selain itu, raksasa teknologi Cina tersebut merekrut banyak pekerja di bidang pengembangan mobil listrik sejak Juni. "Xiaomi membuka beberapa posisi baru di perusahaan yang mencakup kategori untuk kendaraan listrik," demikian dikutip dari Gizmochina, dua bulan lalu (15/6).

Semua posisi baru itu akan ditempatkan di kantor yang berbasis di Haidian, Beijing. Posisi yang dimaksud seperti teknisi platform data, infrastruktur kendaraan, bagian perencanaan, algoritme milimeterwave, alat pengembangan, front-end, perangkat lunak tertanam, dan lainnya. 

Xiaomi sempat menyampaikan bahwa kantor pusat penelitian dan pengembangan akan berlokasi di Beijing.

Upaya perusahaan menyasar pasar kendaraan listrik karena potensinya dinilai besar. Berdasarkan data Canalys, penjualan mobil listrik di Tiongkok diperkirakan naik lebih dari 50% tahun ini. Sebab, konsumen lebih memilih mobil ramah lingkungan.

Produsen gadget lainnya, LG dan Apple pun gencar mengembangkan mobil listrik. LG memutuskan untuk mundur dari bisnis ponsel mulai akhir Juli, karena merugi.

Perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu kemudian berfokus pada komponen kendaraan listrik, robotika, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), business to business (B2B), dan perangkat terhubung lainnya.

Apple juga dikabarkan berencana membuat Apple Car, yang akan diproduksi pada 2024. Reuters melaporkan, perusahaan AS itu pun mendekati sejumlah produsen mobil listrik seperti Nissan, Hyundai, dan Kia Corp.

Berdasarkan data dari Statista, pasar kendaraan listrik global saat ini masih dikuasai Tesla. Perusahaan besutan miliarder Elon Musk itu mempunyai pangsa pasar penjualan mobil listrik global sekitar 16% pada 2020.

Kemudian, Volkswagen Group mempunyai pangsa pasar 13%. Lalu, produsen kendaraan listrik asal Tiongkok SAIC 9%.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan