Atasi Defisit Talenta Digital, Nadiem Tambah Anggaran Kampus Merdeka

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pengunjung melihat alat teknologi robot pada Pameran Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) 2019 di Jakarta Convention Center, Kamis (3/10/2019).
25/11/2021, 14.54 WIB

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim berencana meningkatkan anggaran Kampus Merdeka. Program ini dianggap mampu mengatasi defisit 600 ribu talenta digital Indonesia per tahun.

"Tahun depan, kami menganggarkan lebih besar lagi untuk Kampus Merdeka," kata Nadiem dalam acara Beritasatu Economic Outlook pada Kamis (25/11). Peningkatannya tiga kali lipat.

Anggaran tersebut akan disalurkan kepada perguruan tinggi dengan nilai yang berbeda-beda. Nantinya, perguruan tinggi memberikan kesempatan bagi mahasiswa memilih mata kuliah secara bebas.

Program itu terintegrasi dengan program pelatihan di sejumlah perusahaan digital, seperti Google. Selama menjalani program Kampus Merdeka, mahasiswa akan mendapatkan kesempatan pengalaman bekerja di perusahaan teknologi yang setara 20 satuan kredit semester (SKS). 

Nadiem mengatakan, program yang diluncurkan tahun lalu itu menjaring puluhan ribu mahasiswa. Kemendikbud Ristek menargetkan 150 ribu mahasiswa lagi yang menjadi peserta program tersebut.

Kementerian gencar mengembangkan program itu untuk mengatasi defisit talenta digital di Indonesia. "Ini karena saat ini kami belum bisa memenuhi jutaan talenta digital. Kami bisa tutup defisit itu kalau ada perubahan drastis," kata Nadiem.

Sebelumnya, riset McKinsey dan Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan sembilan juta tenaga digital hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu pekerja digital per tahun.

Selain Kemendikbud Ristek, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) gencar menggelar program pemenuhan talenta digital. "Kami mengembangkan talenta digital dalam tiga pendekatan," kata Menteri Kominfo Johnny G Plate.

Pendekatan pertama, untuk tingkat paling dasar berupa literasi digital. Ini bertujuan meningkatkan kemampuan dasar digital masyarakat agar mereka tidak mudah terpengaruh konten negatif.

Itu diwujudkan dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi yang 12,4 juta peserta per tahun.

Kedua, pada tingkat menengah, Kominfo menyiapkan program Digital Talent Scholarship. Ini untuk mahasiswa, masyarakat umum, profesional, guru dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan hingga aparatur sipil negara.

Melalui program itu, Kominfo ingin menambah keterampilan dan daya saing, terutama untuk tingkat teknis. Tahun ini, pemerintah menargetkan 100 ribu lulusan Digital Talent Scholarship.

Kementerian menyiapkan sekitar 103 tema dalam Digital Talent Scholarship. Beberapa di antaranya big data analytics, keamanan siber, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan