Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggaet perusahaan telekomunikasi asal Cina, ZTE untuk membangun 3.409 menara Base Transceiver Station (BTS) di Papua. Pembangunan ditarget selesai tahun depan.
Pembangunan 3.409 BTS di Papua itu masuk dalam salah satu paket pengerjaan BTS 4G di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo. Untuk wilayah Papua, BAKTI mempercayakan pembangunannya kepada konsorsium PT Inti Bangun Sejahtera Tbk dan ZTE dari Cina.
Kedua perusahaan itu membangun infrastruktur internet di Bumi Cendrawasih untuk Paket 4 dan Paket 5. Total nilai kontrak Rp 18,8 triliun.
Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif mengatakan, pembangunan 3.409 menara BTS di Papua rampung pada 2022. Totalnya 65% dari keseluruhan rencana pembangunan BTS di wilayah 3T dari BAKTI.
"Tahun ini, konsorsium ZTE dan IBS menyelesaikan 1.811 BTS di Papua. Kami menargetkan 3.409 BTS selesai pada 2022," kata Anang dalam konferensi pers virtual, Selasa (7/12).
BTS tersebut akan memberikan akses internet kepada masyarakat di Papua dengan kecepatan 20 mega byte per detik (Mbps). "Ini bermanfaat untuk berkomunikasi seperti mengirim gambar di WhatsApp," katanya.
Seiring dengan mulai berkembangnya infrastruktur internet lainnya seperti satelit, kapasitas internet di Papua akan ditambah.
Namun, Kominfo menghadapi sejumlah kendala dalam pengembangan jaringan internet di Papua. Salah satunya, ongkos pembangunan yang lebih besar karena infrastruktur terbatas.
"Kondisi geografis juga menantang. Material perlu dikirim menggunakan alat transportasi udara karena belum ada infrastruktur dasar jalan raya dan listrik," katanya.
Pengembangan jaringan internet di Papua juga tidak menguntungkan secara komersial. "Ini karena jumlah penduduk yang menyebar," katanya.
Secara nasional, pemerintah menargetkan penyediaan akses internet 4G di 9.113 titik wilayah 3T selama 2020 - 2022.
Sebanyak 1.200 selesai dibangun tahun lalu. Sebanyak 4.200 menara BTS dibangun tahun ini. Kemudian sisanya diselesaikan pada 2022.
Selain itu, ada 3.435 desa dan kelurahan di luar non-3T yang belum terakses 4G. Ini akan menjadi tanggungan operator seluler seperti Telkomsel, XL, dan Indosat untuk menyediakannya.
President Director ZTE Indonesia Richard Liang mengatakan, kerja sama dengan IBS dan BAKTI Kominfo sejalan dengan misi perusahaan dalam mempercepat pembangunan ekonomi digital. "Meningkatkan akselerasi ekonomi digital di wilayah terluar," katanya.