Transformasi Digital Demi Layanan Prima Lintasarta

Katadata
Penulis: Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
4/1/2022, 12.22 WIB

Pandemi Covid-19 sejak 2020 menghadirkan dinamika yang berbeda-beda. Hal ini tidak hanya dialami masyarakat umum tetapi juga dunia usaha. Oleh karena itu, para pelaku bisnis menjalankan strateginya masing-masing demi beradaptasi di tengah situasi yang tidak pasti.

Lintasarta adalah salah satu perusahaan yang terus bertahan di tengah pandemi. Strategi yang ditempuh yakni menerapkan digital transformation framework agar terus bisa memberi pelayanan prima kepada para pelanggan.

Commerce Director Lintasarta Alfi Asman menjelaskan, penerapan digital transformation framework memudahkan perusahaan dalam beradaptasi secara tepat selama pandemi. Hal ini bermula dari pembangunan infrastruktur serta blueprint yang diselaraskan kepada visi dan misi perusahaan.

“Dengan begitu, kami dapat mengidentifikasi kesenjangan yang mungkin ada, kemudian melakukan penyesuaian berbekal peta jalan yang jelas dan terukur. Ini bertujuan agar dapat memberi dampak sesuai yang kami harapkan,” ucap Alfi kepada Katadata.co.id, Senin (27/12/2021).

Selain itu, selama pandemi, Lintasarta juga memberlakukan pola kerja hibrida melalui program jam kerja fleksibel. Hal ini diimbangi dengan penyediaan tools untuk memudahkan dan menunjang kebutuhan dalam penyelesaian pekerjaan.

Menurut Alfi, pola kerja hibrida tersebut bisa mempercepat pelayanan lantaran Lintasarta bisa bekerja dan melayani pelanggan di manapun. Kini terdapat lebih dari 2.400 pelanggan tersebar di berbagai segmen industri, seperti layanan TI dan solusi industri. “Pelanggan ini terdiri dari strategic key account, key account, emerging account dan partnership,” imbuhnya.

Lintasarta terus berupaya meningkatkan kualitas layanannya. Oleh karena itu, perusahaan melahirkan sejumlah inovasi, misalnya mengembangkan skema pelayanan dengan melakukan transformasi customer focus melalui penerapan strategi KAM (Key Account Management).

Dengan cara itu, Lintasarta menjadi lebih fokus mengetahui kebutuhan pelanggan sehingga penanganan kebutuhan pelanggan bisa lebih cepat, efektif, dan efisien. Sejak penerapan KAM, perseroan terus mengalami pertumbuhan kinerja baik dari sisi revenue, customer satisfaction index, customer loyalty index, net promoter score, dan collection rate.

Sejauh ini, Lintasarta tidak hanya berkomitmen melayani pelanggan di perkotaan besar, seperti Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya tetapi juga kota-kota tier dua dan tiga. Wilayah tier kedua atau area rising urbanities contohnya Semarang, Denpasar, Makassar, sedangkan tier ketiga atau slow adopters seperti Magelang, Prabumulih, Bangli.

“Kami melayani kebutuhan infrastruktur connectivity di wilayah selain perkotaan tier 1 dengan beragam media akses seperti fiber optic, broadband wireless access, hingga VSAT. Saat ini, serat optik kami sudah melayani kebutuhan infrastruktur connectivity di 200 kota/kabupaten,” tutur Alfi.

Pasar utama Lintasarta untuk segmen industri (keuangan, rantai pasok, jasa, dan telekomunikasi) kini ada di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Medan, Batam, Makassar, Balikpapan, dan lain-lain. Tapi, perusahaan juga siap membantu solusi komunikasi untuk BPD dan pemda di berbagai wilayah Tanah Air.

“Bahkan, melalui layanan VSAT kami juga melayani kebutuhan ICT untuk industri migas dan tambang di lokasi rural area. Serta, kebutuhan komunikasi di daerah 3T,” kata Alfi.

Dia menegaskan, Lintasarta memang tak sekadar meningkatkan kapasitas pusat data dan meluncurkan produk baru tetapi juga memperluas jangkauan layanan ke seluruh Indonesia. Perusahaan sejauh ini terus berinovasi mengembangkan solusi infrastruktur, seperti connectivity, data center, cloud, security, collaboration, sampai solusi industri semisal untuk healthcare, government, financial, resources dan juga rantai pasok.

Memasuki 2022 yang sudah di depan mata, Alfi memproyeksikan beberapa produk atau layanan Lintasarta yang akan mengalami kenaikan permintaan tinggi, contohnya data center, cloud, serta security and IT professional services. “Hal ini juga terefleksi dari belanja yang sama pada 2021 ini,” ucapnya.