Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beserta stasiun televisi telah membagikan set top box gratis kepada masyarakat kurang mampu. Namun, ada yang menjualnya di e-commerce.
Direktur Transmedia Latif Harnoko mengatakan, Transmedia mendapatkan tugas menyediakan 600 ribu set top box gratis. Sebanyak 11.971 perangkat sudah disalurkan dari total rencana 100 ribu.
Namun, set top box yang telah dibagikan perusahaan malah dijual kembali di e-commerce. "Bagaimana kami tahu? Karena ada logonya TransMedia di jual di e-commerce," katanya dalam RDPU Panja Digitalisasi Penyiaran dengan Komisi I DPR di Jakarta, Kamis (23/6).
Transmedia juga menghadapi sejumlah kendala dalam mendistribusikan set top box TV digital kepada masyarakat, di antaranya:
- Data alamat penerima tidak lengkap
- Kendala teknis perangkat seperti tidak ada remote, tidak ada koneksi AV/RCA, dan kondisi antena tak layak
- Penerima belum mendapatkan siaran TV digital
- Penerima pindah domisili atau meninggal dunia
Ia pun mengusulkan agar Kementerian Kominfo dan Kementerian Sosial menerapkan barcode dalam mendistribusikan set top box gratis. "Jadi bisa memastikan letaknya (lokasi penerima) di mana. Ini agar valid," katanya.
Transmedia juga mengusulkan beberapa hal yakni:
- Migrasi ke TV digital dilakukan di wilayah dengan penetrasi set top box atau perangkat penerima TV digital lebih dari 90%
- Pemerintah menanggung pembiayaan set top box untuk rumah tangga miskin
- Penambahan izin Mux Operator di beberapa wilayah layanan yang memiliki banyak lembaga penyiaran swasta analog, karena kapasitas mux yang sudah ada tidak mencukupi untuk siaran HDTV
President Director PT Surya Citra Media Tbk (SCM) Sutanto Hartono juga mengeluhkan sejumlah kendala distribusi set top box gratis. Salah satunya soal biaya distribusi yang bisa mencapai Rp 20 ribu – Rp 50 ribu per rumah. Lalu, biaya instalasi Rp 45 ribu – Rp 70 ribu tergantung lokasi.
SCM, termasuk SCTV dan Indosiar, telah menyalurkan 34.337 set top box per 19 Juni. Perusahaan juga menghadapi kendala lainnya dalam mendistribusikan perangkat ini, di antaranya:
- TV tidak berfungsi normal
- Perlu mengganti kabel atau antena
- Proses instalasi yang memakan waktu
- Data rumah tangga miskin tidak sesuai atau tak memenuhi kriteria, seperti tidak terjangkau siaran terestrial, kondisi rumah tidak masuk kriteria miskin, atau tak memiliki televisi
SCM pun mengusulkan beberapa hal kepada pemerintah, yakni:
- Mempertimbangkan untuk menunda migrasi dari TV analog ke TV digital
- Meminta bantuan pemerintah dan DPR untuk menyediakan set top box bagi rumah tangga miskin, guna mengurangi sebagian beban industri
- Menciptakan industri televisi yang sehat, terutama dengan kehadiran over the top seperti Netflix dan Disney+ Hotstar
Sedangkan CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib juga meminta bantuan pemerintah terkait set top box. Sebab, perusahaan juga mengeluhkan tingginya biaya distribusi.
“Kami mengusulkan agar pengadaan, distribusi, dan instalasi set top box yang belum terealisasi mendapatkan insentif dari pemerintah,” kata dia. Media Group telah menyalurkan 6.680 set top box di 15 provinsi.
Sebelumnya, Kementerian Kominfo menggelar migrasi TV analog ke TV digital atau analog switch off (ASO) di delapan kabupaten/kota per akhir April (30/4). Jumlah wilayah yang menggelar migrasi ke TV digital tahap pertama itu lebih sedikit dibandingkan target awal 56 wilayah.
Kominfo juga membagikan set top box bagi warga miskin. Pembagian itu berasal dari dua sumber yakni:
- Pemerintah menyiapkan satu juta alat sesuai keputusan yang ada di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Sebanyak 81.206 disediakan untuk delapan kabupaten/kota pada tahap pertama dan 918.794 di 66 kabupaten/kota fase kedua.
- Komitmen penyelenggara multipleksing atau stasiun televisi total 4.177.760 set top box.