Kekayaan CEO Tesla Elon Musk melorot usai membuat marah warga Ukraina, serta menyinggung soal konflik Taiwan dan Cina. Namun ia tetap menjadi orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaire Index.
Berdasarkan data Bloomberg Billionaire Index, kekayaan Elon Musk US$ 238 miliar pada 2 Oktober. Ia kemudian mencuit jajak pendapat soal apakah warga Ukraina perlu melakukan referendum atau tidak.
“Perdamaian Ukraina – Rusia,” kata Elon Musk melalui akun Twiter-nya, pekan lalu (3/10). Dalam unggahan itu, ia menyertakan beberapa poin gagasannya yakni:
- Ulangi pemilihan daerah yang dicaplok di bawah pengawasan PBB. Rusia pergi jika itu kehendak rakyat
- Krimea secara resmi menjadi bagian dari Rusia, seperti yang telah terjadi sejak 1783 (sampai kesalahan Khrushchev)
- Pasokan air ke Krimea terjamin
- Ukraina tetap netral
Imbas cuitan itu, Elon Musk dikritik oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, duta besar Ukraina untuk Jerman Andrij Melnyk, Senator Carolina Selatan Lindsay Graham, dan aktivis hak asasi manusia anti-Putin dan mantan juara catur Garry Kasparov.
Kasparov menggambarkan gagasan Elon Musk itu sebagai ‘pengulangan propaganda Kremlin’.
Usai cuitan tersebut, kekayaan Elon Musk turun menjadi US$ 223 miliar pada 3 Oktober. Saat itu, harga saham Tesla memang turun dari US$ 254,34 menjadi US$ 241,55 dalam sehari.
Sedangkan kekayaan Elon Musk didapatkan dari enam perusahaan yang ia dirikan. Ia memiliki sekitar 25% pendapatan dari Tesla antara saham dan opsi.
Dua hari setelah menyinggung Ukraina, Elon Musk mengumumkan jadi membeli saham Twitter. Harga saham Tesla anjlok lagi dari US$ 244,61 menjadi US$ 234,14 dalam tiga jam.
Para analis memperkirakan, Elon Musk kehilangan US$ 65 miliar dalam sebulan sejak mengajukan tawaran untuk membeli saham Twitter pada April.
Kini, Elon Musk menyinggung Taiwan dan Cina. Orang terkaya di dunia ini mengunggah cuitan yang menyarankan Taiwan menyerahkan sebagian kendali kepada Cina.
Elon Musk berbicara mengenai ketegangan Cina - Taiwan yang meningkat dalam wawancara dengan surat kabar bisnis Inggris Financial Times, yang diterbitkan pada akhir pekan lalu (7/10).
"Rekomendasi saya … adalah mencari zona administratif khusus untuk Taiwan yang cukup ‘enak’, mungkin tidak akan membuat semua orang senang," kata Elon Musk kepada Financial Times.
"Dan itu mungkin, dan saya pikir mungkin, pada kenyataannya, bahwa mereka dapat memiliki pengaturan yang lebih lunak daripada Hong Kong,” tambah dia.
Duta Besar Cina untuk Amerika Serikat (AS) pun memuji Elon Musk. Sedangkan pemerintah Taiwan mengatakan, “kebebasan tidak untuk dijual".
Usai pernyataan ini, harga saham Tesla melorot dari US$ 234,04 menjadi US$ 222,83 akhir pekan lalu (7/10). Sedangkan kekayaan Elon Musk turun menjadi US$ 210 miliar.