Fenomena Solstis di Indonesia Besok, Apa Dampaknya?

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/YU
Wisatawan menyaksikan matahari tenggelam saat berwisata gurun pasir di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (15/12/2022).
Penulis: Desy Setyowati
20/12/2022, 16.08 WIB

Fenomena solstis akan terjadi besok (21/12). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan dampak fenomena ini terhadap alam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Sebelumnya, beredar pesan berantai di media sosial dan aplikasi perpesanan WhatsApp yang mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah besok, karena ada fenomena solstis. Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang menyampaikan, ini tidak benar.

"Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tidak seekstrem yang dinarasikan,” kata Andi dikutip dari laman Edukasi Sains BRIN, akhir pekan lalu (16/12).

Apa Itu Solstis?

Solstis berasal dari bahasa latin yakni solstitium, yang terdiri dari dua kata. Sol berarti matahari dan stitium bermakna tempat berhenti, singgah, atau balik.

Oleh karena itu, fenomena solstis sering disebut sebagai fenomena titik balik matahari.

Solstis adalah peristiwa ketika matahari berada paling utara atau paling selatan relatif terhadap ekuator langit, ketika mengalami gerak semu tahunan. Solstis terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada Juni dan Desember.

Solstis terjadi karena titik sumbu bumi miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau sumbu kutub utara – selatan ekliptika, ketika bumi berotasi sekaligus mengorbit matahari.

Fenomena solstis terjadi pada Juni. Saat itu, kutub utara dan belahan bumi utara condong ke matahari. Sedangkan kutub selatan dan belahan bumi selatan menjauhi matahari.

Sedangkan besok kebalikan daripada Juni. Kutub selatan dan belahan bumi selatan terkadang condong ke matahari. Lalu kutub utara dan belahan bumi utara menjauhi matahari.

Halaman: