Rencana Penggabungan Telkomsel dan Indihome Diramal Jadi Tren

Katadata (Courtesy of Telkomsel)
Telkomsel
Penulis: Lenny Septiani
27/2/2023, 10.26 WIB

Telkomsel berencana merger dengan Indihome, lalu meluncurkan produk gabungan layanan seluler atau paket data internet dan fixed broadband alias WiFi. Model bisnis ini dinilai bakal menjadi tren.

Gabungan layanan paket data internet dan WiFi itu disebut dengan Fixed Mobile Convergence (FMC). Model bisnis ini mengintegrasikan entitas bisnis, jaringan, layanan hingga pasar.

“Di Indonesia, saya lihat mulai dari entitas bisnis dulu, XL sudah menguasai saham LinkNet. Lalu, Telkomsel dan Telkom (IndiHome) tengah berdiskusi konsolidasi,” kata Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi dalam keterangan pers, Senin (27/2).

“Ini bisa lebih cepat dilakukan (merger Telkomsel dan Indihome), karena kalau bicara teknis seperti jaringan, layanan, dan lainnya akan lebih rumit,” tambah dia.

Bisnis FMC dinilai bisa memberikan keuntungan lebih besar kepada operator seluler dibandingkan menyediakan layanan WiFi atau paket data internet secara terpisah.

“Pandemi Covid-19 memperlihatkan pelanggan butuh bandwitdh besar dan stabil. Sekarang sudah new normal, tetapi kebutuhan akses internet berkualitas masih besar,” ujar dia.

“Jika FMC dijalankan, bayangkan kombinasi 5G dengan fixed broadband bisa dinikmati seamless oleh masyarakat. Ini akan membuat operator seluler mempunyai ‘mainan baru’ di pasar,” tambah dia.

Analis BRI Danareksa Niko Margaronis sepakat bahwa integrasi entitas bisnis seperti FMC bisa mendorong pendapatan baru bagi perusahaan telekomunikasi.

Ia mencontohkan, ada 45 juta rumah tangga di Indonesia yang mempunyai televisi. Sedangkan pasar telekomunikasi 20 juta rumah tangga. Dari jumlah itu, hanya 10 juta yang berlangganan fixed broadband seperti LinkNet, First Media, Indihome, dan MyRepublic.

Dalam 15 hingga 20 tahun industri perusahaan telekomunikasi masuk ke layanan 2G, 3G, 4G, ia mencatat profitabilitas korporasi di sektor ini masih lemah, kecuali Telkomsel.

Penggabungan layanan seluler dan fixed broadband alias FMC dinilai bisa menjadi peluang.

“Selama menyediakan layanan 2G, 3G, 4G operator seluer terus berinvestasi, tetapi Average Revenue Per User (ARPU) stagnan. Untuk Telkom dan Telkomsel mungkin Rp 40 ribu – Rp 45 ribu, tetapi effort perusahaan telekomunikasi lain berbeda," kata Niko.

Oleh karena itu, menurutnya merger Indihome dan Telkomsel akan menjadi aksi korporasi besar yang menjadi pengubah permainan ke depan. “Apa lagi yang Telkom bisa lakukan? Mereka banyak layanan,” ujarnya.

“Jika Telkomsel dan Indihome bisa digabungkan, akan menuju digitalisasi service dan consumer oriented. Telkom akan jadi holding company, integrasi ini akan menjadi co-center untuk unlock value, dan mendorong lagi pendapatan,” tambah dia.

Dia juga memperkirakan perusahaan telekomunikasi akan mengintegrasikan layanan paket data internet atau seluler dengan fixed broadband.

Namun praktisi digital Guntur S Siboro menilai, integrasi layanan Telkomsel dan Indihome tidak akan mudah. “Sebab, keduanya sudah mature,” tutupnya.

Reporter: Lenny Septiani