Teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) diperkirakan bakal menghilangkan pekerjaan manusia. World Economic Forum memperkirakan AI akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan secara global hingga 2025.
Sebaliknya, WEF juga memperkirakan AI akan menciptakan sekitar 97 juta pekerjaan baru pada periode yang sama.
“Tidak dapat dipungkiri, perkembangan AI membawa dampak terhadap pasar tenaga kerja saat ini dan terlebih lagi di masa yang akan datang,” bunyi kajian INDEF dikutip oleh Katadata.co.id, Jumat (10/3).
Kepala Center of Digital Economy and SMEs Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eisha M Rachbini mengatakan aplikasi AI memiliki potensi untuk pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatannya pada industri 4.0 karena dapat mengurangi produksi. Namun, regulasi dan kebijakan yang diambil harus mengedepankan penerapan teknologi yang etis dan aman serta mendorong privasi dan perlindungan data.
"Kita harus sama-sama memahami bahwa AI ini sebenarnya berfungsi sebagai alat bantu manusia dan mendorong pertumbuhan ekonomi bukan sebaliknya nanti kita diatur alat-alat tersebut," ujarnya.
Eisha menuturkan kebijakan dan strategi dalam penerapan industri 4.0 yang memanfaatkan AI dan teknologi inovasi lain diperlukan untuk mendorong investasi, salah satunya dengan memberi insentif.
Selain itu, kebijakan dan strategi juga fokus pada pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan penciptaan ekosistem inovasi, riset dan pengembangan yang mendukung pemanfaatan AI dan pengembangan industri 4.0.
"Bagaimana ekosistem inovasi, research and development ini bisa berjalan dengan baik, jadi menumbuhkan penelitian dan inovasi teknologi ke depan," ujarnya.
Pekerjaan dengan risiko tinggi tergantikan AI:
- Penjual kios dan pasar dengan risiko 93,5%
- Tukang kebun, petani hortikultura dan pembibitan dengan risiko 81%
- Produsen tanaman dan hewan yang berorientasi pasar dengan risiko 76%
- Pekerja pertanian dan perikanan subsisten dengan risiko 85,3%
- Pekerja konstruksi bangunan dengan risiko 80%
- Pedagang kaki lima dengan risiko 90%
- Pramuniaga toko dan demonstran dengan risiko 75,8%
- Pegawai kantor lainnya dengan risiko 93,3%
- Tukang batu dan tukang batu dengan risiko 84%
- Penjahit, penjahit, dan pembuat topi dengan risiko 84%
Pekerjaan dengan resiko rendah tergantikan AI:
- Tenaga pengajar pendidikan dasar dengan risiko 8,7%
- Pekerja layanan pribadi lainnya dengan risiko 27,9%
- Tenaga profesional pengajar pendidikan menengah pertama dengan risiko 7,1%
- Pengrajin anyaman keranjang dan pembuat kuas dengan risiko 3,5%
- Tukang bangunan, bahan-bahan tradisional dengan risiko 7,1%
- Profesional pengajar pendidikan menengah atas dengan risiko 7,1%
- Tenaga pengajar pendidikan pra-sekolah dasar dengan risiko 7,9%
- Profesional pengajar lainnya n.e.c. dengan risiko 8,9%
- Manajer umum n.e.c. dengan risiko 9%
- Manajer umum dalam perdagangan grosir dan eceran dengan risiko 16%
Jenis pekerjaan yang akan meningkat atau diminati:
- Data Analysts and Scientists
- Al and Machine Learning Specialists
- Big Data Specialists
- Digital Marketing and Strategy Specialists
- Process Automation Specialists
- Business Development Professionals
- Digital Transformation Specialists
- Information Security Analysts
- Software and Applications Developers
- Internet of Things Specialists
Jenis pekerjaan yang akan menurun atau berkurang:
- Data Entry Clerks
- Administrative and Executive Secretaries
- Accounting, Bookkeeping and Payroll Clerks
- Accountants and Auditors
- Assembly and Factory Workers
- Business Services and Administration Managers
- Client Information and Customer Service Workers
- General and Operations Managers
- Mechanics and Machinery Repairers
- Material-Recording and Stock-Keeping Clerks