PeduliLindungi memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan, tantangan yang dihadapi dalam menggodok PeduliLindungi tak hanya soal teknologi, tetapi juga masalah regulasi.
Masalah regulasi yang dimaksud, menurut Faizal, terutama terkait perlindungan data pribadi yang menjadi kewajiban setiap operator telekomunikasi. Hal ini sempat menjadi hambatan integrasi data operator di PeduliLindungi.
"Karena data yang diminta untuk integrasi data itu cukup detail. etiap pengguna berada di satu lokasi selama 10 menit, data terekam," kata Faizal dalam acara Edisi Katadata25: Para Pejuang Pandemi Covid-19 di Kantor Katadata.co.id, Kamis (13/4).
Faizal menyampaikan, integrasi data dibutuhkan mengingat fitur PeduliLindungi pada generasi pertama adalah melacak pasien Covid-19. Secara sederhana, orang yang berada dalam radius 50 meter pasien Covid-19 akan mendapatkan notifikasi bahwa telah bersinggungan dengan pasien Covid-19.
Selain masalah integrasi data, menurut dia, penjadwalan peluncuran aplikasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjadi tantangan terbesar setelah unsur hukum. Ia bercerita, Budi hanya memberikan waktu 3 minggu untuk merilis PeduliLindungi.
Di sisi lain, Faizal juga menerima perintah agar aplikasi PeduliLindungi memiliki fitur yang tidak jauh beda dengan aplikasi pengelola pandemi Covid-19 di Singapura, yakni Trace Together. Padahal, menurut dia, waktu yang dibutuhkan untuk merilis Trac diberikan cukup ketat lantaran waktu pembuatan Trace Together mencapai 12 bulan.
Faizal mencatat PeduliLindungi baru dapat masuk atau on-board di Google Playstore dalam waktu sebulan setelah menerima titah Budi. Sementara waktu onboarding Peduli Lindungi di Apple App Store, menurut dia, memakan waktu lebih lama mengingat pengajuannya ditolak hingga tiga kali. Faizal menjabat sebagai Chief Digital Innovation Officer di PT Telkom saat aktif mengembangkan Peduli Lindungi. Faizal dimutasi menjadi Bos Pos Indonesia pada September 2021.
Sebelum meninggalkan Peduli Lindungi, Faizal mencatat jumlah pengguna Peduli Lindungi mencapai 5,1 juta orang. Saat ini, total pengguna Peduli Lindungi mencapai 210 juta orang.
"Mungkin, ini merupakan aplikasi yang paling banyak dipakai orang Indonesia. Ini membuktikan karya anak bangsa mampu membuat aplikasi dengan skala 210 juta orang," kata Faizal.
Kepala Tim Informasi dan Teknologi Peduli Lindungi Izak Jenie berpendapat. peningkatan jumlah pengguna menjadi tantangan utama pada awal peluncuran PeduliLindungi. Ini karena masyarakat tidak dipaksa menggunakan aplikasi tersebut saat di awal pandemi Covid-19.Selain itu, menurut dia, partisipasi laboratorium Covid-19 pada tahap awal peluncuran aplikasi masih rendah.
Izak mencatat, pemicu lonjakan pengguna Peduli Lindungi adalah hasil tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan. Oleh karena itu, menurut dia, kontribusi PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II memiliki peran cukup besar.
"Semua orang ramai ke tempat kami. Bayangkan, dalam waktu seminggu kami bisa membereskan pendataan 1.000 laboratorium," kata Izak.