Satelit Republik Indonesia 1 atau Satelit SATRIA-1 berhasil meluncur hari ini, dan akan menempati orbitnya di 146 derajat Bujur Timur atau di atas langit Papua. Satelit seberat 4.600 Kg ini diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.
Peluncuran satelit ke orbit berlangsung di Cape Canaveral Space Force Station, Floria, Amerika Serikat, pada Minggu (18/6) pukul 18.00 waktu setempat atau Senin (19/6) sekitar pukul 06.00 WIB.
Dalam prosesnya, pesawat dengan dua mesin pendorong berhasil membawa Satelit SATRIA 1. Kedua mesin pendorong kembali ke bumi, sementara Satelit SATRIA-1 melanjutkan perjalanan berikutnya menuju orbit di titik 146 Bujur Timur.
Sebagai informasi, satelit berkapasitas 150 GBPS ini dibangun oleh PT Satelit Nusantara III yang dikerjakan oleh perusahaan antariksa Thales Alenia Space di Cannes, Prancis. Satelit ini menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band.
Setelah diluncurkan, satelit ditargetkan berfungsi secara bertahap mulai Januari 2024. Satelit ini diluncurkan untuk menciptakan pemerataan pembangunan, terutama infrastruktur digital di pusat-pusat layanan publik seluruh indonesia.
Sebelumnya, Plt Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Mahfud MD mengatakan peluncuran Satelit SATRIA-1 merupakan upaya untuk mencapai inklusivitas dalam ekonomi digital dengan penyediaan internet di area manapun di negeri ini.
"Teknologi satelit memungkinkan akselerasi penyediaan internet di desa-desa yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi fiber optik dalam 10 tahun ke depan," ujar Mahfud dalam konferensi pers 'Peluncuran Satelit Republik Indonesia (SATRIA 1)' di Media Center Kominfo, Selasa (13/6) lalu.
Selain itu, akses internet yang disediakan SATRIA-1 ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat yang memiliki akses atau mengalami kualitas internet yg belum memadai.
“Prioritas utama penerima akses internet dari strata satu adalah sektor pendidikan, fasilitas kesehatan,, kantor pemerintah daerah, serta tni dan polri,” kata dia.
Proyek Satria ini merupakan proyek dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha atau KPBU. Dalam hal ini, Kominfo bertindak selaku penanggung jawab proyek kerja sama melalui badan layanan umum BAKTI Kominfo. Sementara itu, PT Satelit Nusantara III sebagai badan usaha penyelenggara (BUP) satelit multifungsi ini yang dibentuk oleh konsorsium PSN.
Konsorsium PSN merupakan konsorsium perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia yang telah memiliki pengalaman satelit operator untuk wilayah indonesia dan asia selama lebih dari 32 tahun.