Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berambisi menjadikan Indonesia sebagai industri pusat data terbesar di Asia Tenggara. Hal itu diwujudkan dengan mendorong perusahaan pelat merah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menjalin kemitraan di ASEAN.
Erick mengatakan target tersebut dapat dipercepat dengan memanfaatkan 166 proyek kerja sama yang ada di Asia Tenggara. Secara rinci, sebanyak 73 proyek masih berupa potensi dengan nilai mencapai US$ 17,8 miliar.
"Kalau infrastruktur data center tidak disiapkan, itu akan jadi masalah pada masa depan. Salah satunya kami siasati dengan kemitraan Telkom dan Telkomsel di Asia Tenggara," kata Erick di Hotel Mulia, Selasa (5/9).
Erick meyakini Telkom pada akhirnya akan menjadi salah satu pemain data center terbesar di Asia Tenggara. Erick menilai target tersebut masuk akal lantaran anak perusahaan Telkom, yakni PT PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel sudah menjadi pemain bisnis menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Meski demikian, Erick mengingatkan agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar di Asia Tenggara, tetapi menjadi pemain bisnis tersebut. Oleh karena itu, Erick berniat untuk menambah total BUMN yang dapat naik kelas ke level global.
"Tujuan Kementerian BUMN untuk 2024-2034 makin banyak perusahaan BUMN yang bisa bersaing secara global," katanya.
Selain pusat data, Erick berencana untuk memanfaatkan sebagian dari 166 proyek di Asia Tenggara yang fokus pada bidang energi baru terbarukan. Menurutnya, salah satu pengembangan industri EBT di dalam negeri adalah pembangkit listrik tenaga surya terapung.
Erick menghitung PLTS terapung milik PT Masdar Mitra Solar Radiance kini dapat ditingkatkan dari sekitar 130.000 megawatt menjadi 1 juta megawatt atau 1 gigawatt. Hal tersebut disebabkan oleh pelonggaran batasan luas penampang danau yang bisa digunakan dari 15% menjadi hingga 25%.
"Bayangkan, danau-danau kita bisa jadi tempat yang ramah penciptaan energi baru terbarukan. Investasi ini yang kami buka di dalam negeri," kata Erick.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo Jokowi memperkirakan, kebutuhan dana untuk transisi energi di kawasan ASEAN mencapai US$ 29,4 triliun atau sekitar Rp 448 kuadriliun. Besaran modal tersebut dapat diperoleh lewat skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang menguntungkan dan berkelanjutan.
Jokowi juga mendorong anggota negara ASEAN untuk aktif dalam kegiatan hilirisasi industri dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Menurutnya, dua strategi itu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi ASEAN.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData