Warganet Indonesia yang tergabung dalam gerakan Julid Fi Sabilillah membuat surat terbuka kepada Presiden Jokowi atau Joko Widodo untuk melarang kapal Israel melintas dan berlabuh. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim lebih dulu membuat kebijakan seperti ini.
PM Malaysia Anwar Ibrahim akan segera melarang kapal berbendera Israel berlabuh di negara mereka. Larangan ini juga berlaku bagi kapal-kapal dari perusahaan pelayaran kargo Israel dan kapal yang sedang dalam perjalanan menuju negara itu.
Kebijakan itu sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Palestina.
"Pembatasan ini merupakan respons terhadap tindakan Israel yang mengabaikan prinsip dasar kemanusiaan dan melanggar hukum internasional melalui pembantaian dan kekejaman yang terus-menerus terhadap warga Palestina," kata Anwar dikutip dari Channel News Asia, Rabu (20/12).
Gerakan Julid Fi Sabilillah berharap Pemerintah Indonesia melakukan hal serupa.
“Kami mengusulkan kepada Bapak Presiden Jokowi agar kapal-kapal dagang Israel dilarang berlabuh dan melintasi wilayah laut Indonesia,” demikian bunyi surat terbuka Gerakan Julid Fi Sabilillah yang diunggah oleh Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen julid Anti-Israel Erlangga Greschinov melalui akun X atau Twitter, Kamis (21/12).
Gerakan Julid Fi Sabilillah diikuti oleh 100 ribu lebih warganet dari Indonesia dan Malaysia. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, netizen Turki dan Arab Saudi mulai berpartisipasi dalam gerakan ini.
Arti Julid Fi Sabilillah merupakan pelesetan dari istilah Jihad Fi Sabilillah yang berarti berperang di jalan Allah SWT.
Erlangga mengatakan gerakan Julid Fi Sabilillah bertujuan melemahkan moril Israel, memerangi propaganda Zionis, dan memperkuat narasi pro-Palestina di media sosial.
“Target utama kami yakni para tentara dan aparat kepolisian Israel, warga atau badan yang membuat narasi anti-Palestina, dan menyebarluaskan gerakan ini seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia,” katanya dalam pengumuman di Twitter, akhir November (24/11).
Para warganet yang tergabung memberikan counter-narratives dengan dua cara:
- Persuasif yakni berkomentar pro-Palestina, informasi fakta tentang Palestina
- Trolling seperti perisakan, hujatan, retasan, report massal pada akun-akun Zionis
Mereka juga mengecek informasi terkait Palestina dan Israel yang beredar di media sosial, untuk mengantisipasi hoaks dan disinformasi.
Namun warganet Indonesia yang mengikuti gerakan Julid Fi Sabilillah diimbau untuk tidak membawa narasi antisemitisme seperti Holocaust, Nazi, Hitler, dan semacamnya. Teori konspirasi antisemitisme mengatakan bahwa Yahudi ingin membawa populasi minoritas tidak terdokumentasi ke negara-negara Barat untuk mengurangi mayoritas kulit putih.
“Sebab yang kami lakukan adalah melawan Zionisme dan kekejaman Israel, bukan bangsa atau ras Yahudi,” kata Erlangga.