Bank Indonesia atau BI memperkirakan transaksi uang elektronik seperti GoPay, DANA, OVO hingga ShopeePay Rp 1.051 triliun tahun ini. Angkanya naik 25,77% secara tahunan atau year on year (yoy).
Tahun ini, BI memprediksi nilai transaksi uang elektronik seperti GoPay, DANA, OVO hingga ShopeePay Rp 835,84 triliun atau naik 43,45%.
Khusus untuk QRIS atau kode QR standardisasi, nilai transaksinya naik 130% menjadi Rp 229,96 triliun tahun ini. Jumlah pengguna 45,78 juta, sedangkan jumlah merchant 30,41 juta, yang sebagian besar merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Nilai transaksi uang elektronik seperti GoPay, DANA, OVO hingga ShopeePay masih kalah dibandingkan bank, yakni kartu ATM, kartu debit dan kartu kredit Rp 8.178,7 triliun. Namun transaksi ketiga alat ini turun 0,81%.
Sementara itu, transaksi bank digital naik 13,48% menjadi Rp 58.478,24 triliun tahun lalu. Nilainya diproyeksikan naik lagi 9,11% menjadi Rp 63.803,77 triliun tahun ini.
Google, Temasek, dan Bain and Company dalam laporan bertajuk ‘e-Conomy SEA 2023’ memperkirakan, transaksi pembayaran digital seperti GoPay, DANA, OVO hingga ShopeePay US$ 313 miliar atau sekitar Rp 4.894 triliun pada 2023. Rinciannya dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Menurut laporan E-Wallet Industry Outlook 2023 dari Insight Asia, GoPay memimpin pasar pada 2022. Ini berdasarkan survei terhadap 1.300 warga perkotaan dan 74% di antaranya sudah pernah menggunakan dompet digital. Rinciannya yakni: