OpenAI baru saja meluncurkan versi terbaru mesin di balik ChatGPT yakni GPT-4o. CEO OpenAI Sam Altman menyampaikan, versi teranyar nantinya yaitu GPT-5 akan membuat ChatGPT semakin mirip dengan manusia.
Sam Altman mengatakan, GPT-5 pada ChatGPT dapat berfungsi seperti ‘otak virtual’ yang dapat membantu pengguna menangani berbagai tugas.
“Mungkinkah ada model dasar seperti 'otak virtual' yang mungkin menunjukkan kemampuan 'berpikir' lebih dalam dalam beberapa kasus? Atau kami mungkin menjelajahi model yang berbeda, namun pengguna mungkin tidak peduli dengan perbedaan di antara model tersebut. Jadi menurut saya kami masih menjajaki cara membawa produk ini ke pasar,” kata Sam Altman dikutip dari Gizchina, akhir pekan lalu (17/5).
Sam Altman mengisyaratkan perubahan paradigma dalam fungsi AI pada GPT-5. Berbeda dengan pendahulunya, GPT-5 diharapkan menawarkan pengalaman unik dan transformatif, yang berpotensi mendefinisikan ulang pemahaman konvensional tentang model AI.
Antisipasi Sam Altman terhadap fitur khas GPT-5 menandakan perubahan signifikan dari konvensi penamaan tradisional, dan mengisyaratkan lompatan revolusioner dalam teknologi AI.
“Ketika produk tersebut dirilis, mungkin akan disebut lain. Ini akan menjadi sangat istimewa, fungsinya bakal sangat berbeda dibandingkan yang sudah ada saat ini,” kata Sam Altman ketika ditanya informasi lebih lanjut tentang GPT-5.
OpenAI menguji coba model kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) bernama GPT-4o pekan lalu. O dalam nama AI terbaru ini bermakna omni.
“GPT-4o adalah langkah menuju interaksi manusia-komputer yang jauh lebih alami,” kata OpenAI melalui laman resminya, pekan lalu (15/5).
OpenAI menjelaskan, GPT-4o dapat menerima kombinasi teks, audio, gambar, dan video apa pun sebagai perintah. Mesin ini dapat menghasilkan kombinasi teks, audio, dan gambar apapun.
GPT-4o yang didukung dengan kemampuan audio ini memungkinkan pengguna untuk berbicara dengan ChatGPT dan mendapatkan respons real-time tanpa penundaan. Pengguna juga dapat menyela ChatGPT saat sedang berbicara. “Ia dapat merespons input audio hanya dalam 232 milidetik, dengan rata-rata 320 milidetik, setara dengan waktu respons manusia dalam sebuah percakapan,” katanya.
Pada acara siaran langsung tersebut, para peneliti OpenAI memamerkan kemampuan asisten suara ChatGPT yang baru. Dalam satu demo, ChatGPT menggunakan kemampuan penglihatan dan suaranya untuk berbicara dengan seorang peneliti dalam menyelesaikan soal matematika di selembar kertas.
Dalam demo lainnya, para peneliti menunjukkan kemampuan model GPT-4o dalam menerjemahkan bahasa secara real-time. Peneliti mengatakan kepada chatbot tentang betapa berguna dan menakjubkannya ChatGPT.
“Oh, hentikan! Anda membuat saya tersipu malu!,” respons ChatGPT itu.
Bahkan, ChatGPT bisa mendeteksi emosi pengguna. Contohnya, AI pada platform ini mendengarkan salah satu petinggi OpenAI bernapas. “Kamu bukan penyedot debu!” kata ChatGPT yang muncul dalam suara perempuan, bercanda kepada staf yang hadir dalam demonstrasi GPT-4o. Suara ChatGPT ini mirip dengan suara Scarlett Johansson dalam perannya sebagai AI di film Her.
ChatGPT juga dapat melakukan percakapan dalam berbagai bahasa dengan menerjemahkan dan merespons secara otomatis. Alat ini sekarang mendukung lebih dari 50 bahasa.