Media asing menyebut Menteri Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi sebagai menteri giveaway. Hal ini terkait jabatan dan serangan hacker ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya.
CNA, media yang berbasis di Singapura, menggunakan judul ‘giveaway’ untuk menggambarkan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi. Media asing ini juga menyoroti adanya petisi agar Budi mengundurkan diri menyusul adanya serangan ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya.
Petisi dari SAFEnet di Change.org tersebut mengumpulkan 21.195 tanda tangan pada Rabu pagi (3/7) per pukul 8.43 WIB.
CNA mengutip pernyataan Direktur Eksekutif SAFEnet Nenden Sekar Arum yang menyebut bahwa Budi Arie mendapatkan posisi menteri Kominfo, karena mendukung Presiden Jokowi atau Joko Widodo dalam Pilpres 2014 dan 2019.
"Jangan sampai ada 'giveaway' seperti ini terus... (jabatan) ini posisi yang sangat strategis apalagi kita tidak bisa lepas dari dunia digital," kata Nenden, CNA mengutip dari Kompas.
CNA juga menyebutkan bahwa Budi Arie merupakan ketua Projo, kelompok relawan yang didirikan pada 2013 untuk mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden.
Presiden Jokowi mengangkap Budi Arie Setiadi sebagai wakil menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi pada 2019. Kemudian, Budi diangkat menteri Kominfo pada Juni 2023.
Budi Arie lulus dari Universitas Indonesia atau UI jurusan bidang ilmu komunikasi dan menyelesaikan studi pascasarjana di bidang manajemen pembangunan sosial, menurut situs web Kominfo.
Hacker Beri Kunci Deskripsi Akses ke Pusat Data Nasional Gratis
Geng hacker Brain Cipher Ransomware mengumumkan akan memberikan kunci dekripsi peretasan Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya secara gratis kepada Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Rabu (3/7). Ahli IT atau informasi dan teknologi mengatakan pengumuman ini benar.
“Saya cek, itu benar,” kata Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya melalui akun Instagram, Selasa (2/7).
Terlebih lagi, geng Brain Cipher Ransomware itu menyematkan akun dompet digital monero. Dompet Monero adalah perangkat lunak atau layanan yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan, menerima, dan mengirim mata uang kripto Monero (XMR).
Monero adalah cryptocurrency yang berfokus pada privasi, sehingga transaksi yang dilakukan dengan Monero lebih sulit untuk dilacak dibandingkan dengan kripto lain seperti Bitcoin.
“Dia akan memberikan kunci deskripsi untuk mengenskripsi Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya pada Rabu, artinya besok. Sekitar 12 jam lagi jika dihitung dari waktu Indonesia,” kata dia.
Akan tetapi, dia mengimbau pemerintah tetap mewaspadai pengumuman hacker Brain Cipher Ransomware tersebut. Alasannya, geng peretas ini tidak memerinci tanggal akan memberikan kunci deskripsi untuk mengakses sistem Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya.
Sementara itu, Alfons melihat ada fitur hitung mundur di laman pengumuman geng hacker Brain Cipher Ransomware yakni 3.105 hari atau 8,5 tahun. “Jadi, mungkin Rabu pada 8,5 tahun lagi jika merujuk pada hitung mundur itu,” ujar Alfons.
Berikut isi pengumuman dari oknum yang mengatasnamakan Geng Brain Cipher Ransomware:
Kami ingin membuat pernyataan publik.
Rabu ini, kami akan memberimu kunci gratis. Semoga serangan kami memperjelas kepada Anda betapa pentingnya membiayai industri dan merekrut spesialis (keamanan siber) berkualifikasi.
Serangan kami tidak membawa konteks politik, hanya pentest pasca-bayar.
Warga Negara Indonesia, kami memohon maaf karena hal ini berdampak pada semua orang.
Kami juga meminta rasa syukur publik dan konfirmasi bahwa kami telah secara sadar dan mandiri membuat keputusan ini.
Jika perwakilan pemerintah menganggap tidak pantas untuk berterima kasih kepada peretas atau hacker, Anda bisa melakukannya secara pribadi di kantor pos.
Kami meninggalkan ‘dompet monero’ untuk donasi, kami berharap bahwa pada Rabu kami akan mendapatkan sesuatu. (Dan kami ulangi lagi: kami akan memberikan kunci sepenuhnya gratis dan atas inisiatif kami sendiri)
Pentest atau uji penetrasi (penetration testing) adalah metode evaluasi keamanan sistem komputer, jaringan, atau aplikasi dengan menyimulasikan serangan dari sumber jahat. Tujuan utama pentest yakni mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan sebelum dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak berwenang.
Katadata.co.id mengonfirmasi unggahan dari oknum yang mengaku Geng Brain Cipher Ransomware tersebut kepada Kominfo, namun belum ada tanggapan.