Anak usaha Telkom yakni Mitratel alias PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk menyediakan 19 menara internet khusus di Ibu Kota Nusantara atau IKN. Berapa anggaran yang dikeluarkan?
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko enggan berkomentar mengenai besaran investasi untuk menyediakan 19 menara internet khusus di IKN. Akan tetapi, ia memastikan belanja modal dibuat dengan perhitungan yang cermat.
“Kalau belanja modal tidak visibel, saya tidak mau. Jadi tidak ada yang ngawur. Menara ini penyewanya, kontraknya sekian tahun sesuai regulasi yang ada. Hitungan bisnisnya saya pastikan tidak ngawur,” kata pria yang akrab disapa Teddy itu saat media gathering di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin malam (5/8).
Sementara itu, menara internet di IKN disebut khusus karena bentuknya yang berbeda dengan tower Mitratel lainnya. Anak usaha Telkom ini menyesuaikan bentuk menara dengan tema IKN yang berfokus pada lingkungan dan hutan.
Sebanyak 17 menara internet di IKN berwarna coklat menyerupai kayu yang menjulang. Sementara itu, dua lainnya dibuat berwarna silver guna mengesankan gaya futuristik.
“Kami pernah mengusulkan seperti pohon, tetapi dinilai kurang sesuai. Jadi kami membuat ada bagian yang futuristik yang mengesankan IKN sebagai kota modern,” ujar dia.
Mitratel menguasai sekitar 54% pangsa pasar menara dan 29% fiber optik. Anak usaha Telkom ini sudah membangun jaringan fiber optik sepanjang 37.602 kilometer atau naik 37,9% yoy.
Selain itu, perusahaan sudah mendapatkan pesanan untuk membangun jaringan fiber optik 7.700 kilometer hingga semester pertama.
Mitratel juga sudah membangun 38.581 menara internet. Sebanyak 98% dari pengguna menara ini ialah Telkomsel.
“Artinya, ada peluang sangat besar untuk Indosat, XL Axiata dan Smartfren saat akan ekspansi, mereka bisa menempelkan alat ke menara kami tanpa harus membangun baru,” kata Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel Hastining Bagyo Astuti.