Viral di media sosial X atau Twitter bahwa email DPR diduga diretas yakni dprnow@dpr.go.id. Email parlemen ini menyerukan informasi tentang demokrasi.
Email DPR tersebut mengirimkan pesan ke sejumlah alamat email tentang demokrasi. “DPR RI diretas. Email darurat untuk rakyat Indonesia,” demikian judul pesan yang dikirimkan.
Isi pesan tersebut yakni:
DPR RI WAS HACKED
PANJANG UMUR DEMOKRASI!
Siapa sangka seorang mantan tukang kayu dari kota kecil di Jawa bisa membangun lebih dari sekadar furnitur? Dia mengukir mahakarya NEPOTISME, sambil memakai topeng kepolosan dan wajah Innocent. Bravo! Tepuk tangan untuk mengubah demokrasi menjadi bisnis keluarga.
Tapi tunggu dulu, rakyat tidak akan membeli apa yang dia jual. Permainan sudah selesai, dan kami di sini untuk merebut kembali apa yang seharusnya milik kami. Kami memiliki SENJATA TERKUAT YANG BISA MENGHANCURKAN APA PUN, KEKUATAN RAKYAT.
Biarkan mereka mendengar suara kita, Saudaraku, khususnya kamu, ya kamu, Generasi Penerus INDONESIA. Biarkan mereka merasakan amarah "RAKYAT YANG TERTINDAS", di mana keadilan tak lebih dari selembar kanvas buta, Biarkan mereka merasakan panasnya "API SEMANGAT PEMUDA" di mana kita bisa tetap kuat bersama tak peduli seberapa besar ARMADA mereka.
HARI INI KITA TURUN BERSAMA UNTUK MELAWAN KETIDAKADILAN "BERSATU KITA TEGUH, BERPECAH KITA RUNTUH, ATAU KITA AKAN KEHILANGAN NEGERI INI SELAMANYA!
Batalkan aturan DPR DAN HENTIKAN SEGALA KETERLIBATAN lebih lanjut untuk menghancurkan Konstitusi kita atau kami akan MEMBOCORKAN INFORMASI SENSITIF MILIK DPR RI KE SELURUH DUNIA MINGGU INI!
KAMI MENGIRIM EMAIL INI KE SELURUH NEGERI, JIKA KALIAN MENDAPATKANNYA, SEBARKAN SEBANYAK MUNGKIN, KITA PASTI BISA! SAATNYA RAKYAT BERGERAK, NEGARA KITA DALAM KEADAAN DARURAT. HANYA ADA 1 KATA, LAWAN ! NEGARA INI BUKAN MILIK 1 KELUARGA !
#RakyatIndonesia
#KawalPutusanMK
#DaruratNasional
#PeringatanDarurat"
Katadata.co.id mencoba untuk mengirimkan pesan ke email tersebut, namun belum ada tanggapan.
Sementara itu, Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya menyampaikan sulit untuk mengetahui apakah email DPR benar-benar diretas, karena sumber pertama hanya dari Narasi.
"Kalau benar dikirim ke banyak media, hanya perlu mengecek header untuk memastikan diretas atau tidak?! Kalau hanya capture Narasi, belum cukup untuk memastikan itu asli email DPR atau bukan," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (22/8).