Telkom Ungkap Strategi Atasi PR Industri Data Center

TelkomGrup
Data Center Telkom
27/8/2024, 11.12 WIB

Anak usaha Telkom, NeutraDC, menyatakan bahwa demi memacu pertumbuhan industri pusat data maka infrastruktur dan kecakapan SDM harus diperbaiki.

Ke depan, praktik bisnis pusat data di Indonesia dinilai terus prospektif. Tapi, sejumlah tantangan perlu segera dibenahi, khususnya soal infrastruktur dan kompetensi sumber daya manusia (SDM).

Hal tersebut dikemukakan CEO NeutraDC Andrew Th.A.F di acara NeutraDC Summit di Bali, Senin (26/8). Menurutnya, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan data center potensial untuk terus dikembangkan, ini merujuk kepada tren konsumsi data yang ada sekarang.

“Kalau untuk Indonesia yang jelas kita kan sebagai pasar terbesar ya, jadi data itu pasti akan dari sini. Contoh 185 juta pelanggan, sebagai internet users, itu (konsumsi) setengah giga(byte) saja sehari itu sudah 92 peta(byte),” kata Andrew.

Ia pun menjelaskan, di dalam upaya mengembangkan industri pusat data maka infrastruktur dan kecakapan SDM harus dipacu. Sebab, pada praktiknya dua aspek ini yang terus menjadi pekerjaan rumah.

“Pertama power, dari jumlah power yang dibutuhkan itu otomatis akan signifikan – dari sisi infrastruktur itu power. Kemudian human resources untuk mengoperasikan data center, sekarang masih kurang,” ucapnya.

Terdapat dua strategi yang bisa menyiasati. Pertama, membekali talenta yang ada melalui pendidikan. Kedua, mengimbangi strategi pertama dengan melakukan rekrutmen SDM luar negeri untuk transfer pengetahuan dan keterampilan.

“Strategi pertama harus build dulu ya, Telkom kan punya Telkom University, kemudian kita juga kerjasama dengan universitas-universitas lain untuk membangun talent-talent ini. Berikutnya, harus hiring dari luar yang akan menjadi champion yang akan bisa melatih talenta kita,” kata Andrew.

Saat ini, industri pusat data yang ada di Tanah Air terbilang baru, tak lebih dari 8 tahun. Padahal di negara tetangga seperti Singapura sudah terbangun sejak 20 tahun lalu. Oleh karena itu, Indonesia memang perlu mengakselerasi pertumbuhan industri ini.

“Tapi untuk hyperscale data center sendiri, kami sudah melakukan konsolidasi dan untuk Indonesia harapannya pada 2030 totalnya ada sekitar 1,2 GW yang akan terimplementasi di sini. Itu kita bicara sebelum AI, dengan AI otomatis penambahannya akan juga signifikan,” tutur Andrew.

Khusus soal rencana ekspansi NeutraDC sendiri, ia menjelaskan bahwa targetnya bukan hanya pasar Indonesia. Melainkan, negara-negara di kawasan Asia Tenggara lain akan menjadi target utama sebelum ke kawasan lain.

“Kami akan me-leverage sehingga tak hanya pusat data saja. Anak perusahaan, Telin, akan membangun kabel bawah laut dan akan kami utilize juga,” ungkap Andrew.