Perusahaan teknologi komputer Oracle bakal berinvestasi lebih dari US$ 6,5 miliar atau Rp 99 triliun untuk membangun kawasan komputasi awan alias cloud publik pertama di Malaysia.
“Oracle bisa mendukung mereka beralih ke proses kerja lebih cepat, terkendali, dan lebih hemat biaya,” kata Wakil Presiden Eksekutif Oracle untuk Jepang dan Asia Pasifik, Garrett Ilg dikutip dari Reuters, Rabu (2/10).
Wakil Presiden Senior untuk Teknologi dan Strategi Pelanggan Oracle untuk Jepang dan Asia Pasifik Chris Chelliah menyampaikan, Malaysia menawarkan peluang pasar dan pertumbuhan potensial. Menurut dia, ini bisa meningkatkan pengembangan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dan pusat dara di Asia Tenggara.
Kawasan cloud publik adalah lokasi geografis untuk meletakkan fasilitas cloud perusahaan. Oracle memiliki dua fasilitas serupa di Singapura.
Kawasan cloud di Malaysia merupakan yang ketiga di Asia Tenggara. Saat ini, Oracle mempunyai 50 kawasan cloud publik yang tersebar di 24 negara, tidak ada satupun di Indonesia.
Pengguna Oracle di Malaysia seperti pemerintahan, perusahaan finansial, penerbangan, dan perhotelan, bisa menggunakan layanan cloud yang berbasis dalam negeri.
Investasi itu menambah panjang daftar perusahaan teknologi yang menanamkan uang di Negara Jiran. Padahal, konsultan kebijakan publik Access Partnership menyebut adopsi AI di Indonesia yang tertinggi di ASEAN.
Tahun ini, Malaysia beroleh investasi US$ 2,2 miliar atau Rp 33,6 triliun dari Microsoft, dari Google US$ 2 miliar atau Rp 30,5 triliun , dan ByteDance US$ 2,13 miliar. Indonesia meraih US$ 1,7 miliar atau Rp 25,9 triliun dari Microsoft dan US$ 2 juta atau Rp 30 miliar dari Google.