Usai iPhone 16 Dilarang, Apple Tak Lagi Sebut Indonesia dalam Laporan Keuangan

@timcook_fan/Instagram
CEO Apple Tim Cook tak lagi menyebut pasar Indonesia dalam laporan keuangan setelah IPhone 16 dilarang masuk.
Penulis: Amelia Yesidora
Editor: Yuliawati
4/11/2024, 16.21 WIB

Apple tidak lagi menyebut Indonesia dalam laporan keuangan Juni—September pada Kamis (31/10) lalu. Perubahan ini terjadi usai Indonesia melarang penjualan iPhone 16, padahal nama Indonesia kerap disebut dalam laporan keuangan perusahaan tersebut.

CEO Apple, Tim Cook, memaparkan negara yang menjadi sumber pendapatan utama perusahaannya ada di beberapa kawasan. Negara di ASEAN seperti Malaysia dan Thailand disebut, Indonesia tidak.

“Kami juga mencatat rekor pendapatan kuartal ini di kawasan Amerika, Eropa, dan Asia Pasifik. Beberapa negaranya seperti Amerika Serikat, Brasil, Meksiko, Perancis, Inggris, Korea, Malaysia, Thailand, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab,” ujar CEO Apple, Timothy Cook, dalam transkrip laporan keuangan kuartal keempat 2004 perusahaan, dilansir Senin (4/11).

Pada laporan keuangan dalam kuartal sebelumnya, Januari, Mei dan Agustus, nama Indonesia selalu disebut. Pada Agustus, Cook menyebut ada rekor kuartalan di beberapa negara, salah satunya di Indonesia. Begitu juga dengan kuartal Januari, Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang mencatat rekor penjualan tertinggi.

Bahkan, pada Mei, Cook menyebut Indonesia sebagai salah satu pasar yang punya potensial tinggi.

“Kami juga mencapai rekor pendapatan sepanjang masa di Indonesia, salah satu dari banyak pasar tempat kami terus melihat begitu banyak potensi,” ujar Cook dilansir dari transkrip laporan keuangan kuartal kedua 2024 perusahaan.

Pada saat itu, Cook juga menyinggung kunjungannya ke Vietnam, Indonesia, dan Singapura. Ia merasa terpukau dengan cara pelanggan dan komunitas menggunakan produknya. Menurutnya ada ketertarikan yang besar atas produk Apple, sehingga ia optimistis dengan masa depan perusahaan itu.

Pemerintah sudah melarang penjualan iPhone16 di Tanah Air karena belum memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri alias TKDN. Apple belum kunjung merealisasikan investasi pembangunan Apple Academy keempat di Bali, justru membangun pabrik di Vietnam.

Salah satu alasan Apple membangun pabrik di Vietnam karena ada bebas pajak alias tax holiday 50 tahun. Sedang di Indonesia berlaku tax holiday selama 20 tahun.

Reporter: Amelia Yesidora