TikTok menghadapi gugatan dari tujuh keluarga di Prancis setelah platform media sosial tersebut menampilkan konten berbahaya yang berdampak negatif pada mental anak-anak, hingga menyebabkan dua remaja bunuh diri.
Gugatan tersebut dilayangkan oleh para keluarga yang tergabung di dalam asosiasi Algos Victima, ke pengadilan Créteil, di Paris. Sang pengacara, Laure Boutron-Marmion, mengungkap itu merupakan kasus pertama yang diajukan secara berkelompok di Eropa.
Dilansir dari Reuters, algoritma TikTok mengekspos tujuh remaja ke video yang mempromosikan bunuh diri, melukai diri sendiri dan gangguan makan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Boutron-Marmion mengungkap kepada Franceinfo.
“Para orang tua ingin tanggung jawab hukum TikTok diakui di pengadilan,” kata Boutron-Marmion.
Ia menyoroti kegagalan platform video pendek tersebut yang “sengaja dibuat adiktif”, serta algoritma yang gagal mengatur dan memoderasi konten berbahaya, termasuk konten tentang bahaya, bunuh diri, dan eating disorder atau gangguan makan. Menurutnya, tren yang muncul itu membuat tindakan-tindakan berbahaya jadi “terlihat sepele”
Hingga saat ini TikTok masih belum memberikan tanggapan terkait gugatan tersebut.
Perusahaan asal Cina tersebut sebelumnya telah mengatakan bahwa mereka menganggap serius masalah yang terkait dengan kesehatan mental anak-anak.
CEO Shou Zi Chew tahun ini mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa perusahaan telah berinvestasi dalam langkah-langkah untuk melindungi anak muda yang menggunakan aplikasi tersebut.
Selain TikTok, raksasa media sosial lainnya seperti Meta, pemilik Facebook dan Instagram, juga menghadapi ratusan tuntutan hukum di Amerika Serikat (AS) yang menuduh mereka membuat anak-anak kecanduan ke platform mereka hingga merusak kesehatan mental.