Menteri Komdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital Meutya Hafid membuka potensi kerja sama dengan Pemerintah Australia, Amerika Serikat, dan Oman untuk berinvestasi di bidang infrastruktur digital di Indonesia. Diskusi dilakukan selama sebulan sejak ia dilantik pada 20 Oktober.
Yang terbaru, Menteri Komdigi Meutya Hafid berdiskusi dengan Kesultanan Oman terkait pengembangan kerja sama di bidang digital. Pembicaraan dilakukan dalam acara Resepsi Peringatan Hari Nasional ke-54 Kesultanan Oman di Jakarta Pusat pada Selasa (19/11).
“Kedua negara memiliki peluang besar untuk bekerja sama lebih erat dalam memajukan infrastruktur digital, keamanan siber, dan mendorong inovasi,” kata Meutya Hafid dalam siaran pers, Selasa (19/11).
Kerja sama itu diharapkan menciptakan solusi inovatif, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan tata kelola pemerintahan, serta kualitas hidup masyarakat.
Pemerintah Indonesia dan Kesultanan Oman telah menjalin hubungan diplomatik selama lebih dari empat dekade, baik di bidang politik, budaya, ekonomi, dan sosial.
Menteri Komdigi Meutya Hafid juga menggelar pertemuan bilateral dengan Under Secretary of Commerce for International Trade U.S. Department of Commerce atau Wakil Menteri Perdagangan Amerika Marisa Lago dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir di kantor Komdigi, pada Senin (18/11).
Pertemuan itu membahas penguatan kerja sama di bidang teknologi digital, dengan berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), transformasi digital yang inklusif, serta kota pintar alias smart city.
"Pertemuan ini menjadi langkah strategis untuk mempererat hubungan Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya di bidang teknologi digital sebagai pendorong utama inklusivitas dan pertumbuhan ekonomi," kata Meutya Hafid.
Ada 12 perusahaan Amerika yang akan berkunjung ke Jakarta, Denpasar dan Ibu Kota Nusantara alias IKN. Menteri Komdigi Meutya Hafid berharap selusin korporasi ini turut berinvestasi dalam pengembangan smart city di Indonesia, khususnya IKN.
“Kami sangat menghargai dukungan Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat dalam pengembangan infrastruktur digital di Indonesia, termasuk smart city. Rencana peningkatan konektivitas dan perluasan akses teknologi informasi menjadi kunci keberhasilan transformasi ini,” kata dia.
Kerja sama itu mencakup studi bersama menyoroti penguatan keamanan siber dan pengembangan teknologi berbasis AI.
Menteri Komdigi Meutya Hafid juga menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams di Kantor Kemkomdigi, Jakarta, pada 30 Oktober.
Meutya menyampaikan kedua negara menghadapi tantangan yang hampir sama dalam mengimplementasikan inisiatif pemerintahan digital. Ia berharap ada peningkatan dialog dan kerja sama yang saling menguntungkan untuk menciptakan ruang siber yang aman serta, mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara.
“Saya mendorong secara rutin Indonesia - Australia membahas isu keamanan siber, termasuk persepsi ancaman siber dan respons terhadap aktivitas siber yang merugikan,” ujar Meutya dalam keterangan pers, tiga pekan lalu (30/10).
Selama ini, Indonesia dan Australia menjalin berbagai kerja sama strategis di bidang Komunikasi dan Digital di antaranya beasiswa Australia Award untuk pelatihan AI, kunjungan perusahaan teknologi Australia ke Indonesia, penguatan strategi ekonomi Asia Tenggara, serta pelatihan keamanan siber.
Sebanyak 19 perusahaan Australia akan segera berinvestasi terkait teknologi dan digital di Indonesia. Ini merupakan bagian dari Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia - Australia 2025 - 2029.
Kerja sama itu bertujuan memperkuat kemitraan di sektor digital, termasuk ekonomi digital, pendidikan, pelatihan, dan inovasi bisnis. Menteri Komdigi Meutya Hafid optimistis kemitraan ini mempercepat investasi teknologi di Indonesia.
“Dalam waktu dekat ini, akan hadir 19 perusahaan Australia untuk berinvestasi bidang teknologi di Indonesia. Tentunya hal ini sangat positif seiring dengan peningkatan peran sektor digital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Meutya.