Marak Hoaks dan Video Deepfake AI saat Demo, Ini Cara Cek Keasliannya
Gambar hoaks maupun video deepfake berbasis AI bertebaran, baik sebelum maupun saat demo. Berikut cara mengecek keasliannya maupun membedakannya dengan konten yang asli.
Salah satu video deepfake yang beredar yakni menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ‘guru beban negara’. Video yang beredar pada 17 Agustus ini pertama kali muncul di akun Instagram @ewinkleeming, ditonton 57 ribu kali dan dibagikan ulang 2.391 kali.
Sri Mulyani dan Kementerian Keuangan atau Kemenkeu sudah memberikan penjelasan bahwa video itu merupakan deepfake atau hasil AI. Namun Masyarakat Antifitnah Indonesia alias Mafindo yang mencatat masih banyak masyarakat yang percaya bahwa video itu benar.
Begitu juga dengan video Anggota DPR non-aktif Uya Kuya yang diubah dan diunggah, sehingga seolah-olah berkomentar mengenai tunjangan. Pria yang juga seorang selebritas itu sudah mengunggah video klarifikasi melalui akun Instagram pribadi, namun rumahnya tetap menjadi target penjarahan pada Sabtu, 30 Agustus.
Selain itu, video kerusuhan di Baghdad diubah dan diklaim sebagai peristiwa di Jakarta. Begitu juga, video yang diklaim penjarahan di gedung DPR dan pusat perbelanjaan Atrium Senen.
Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho menyatakan video deepfake dan gambar dengan narasi hoaks memiliki pengaruh besar terhadap eskalasi aksi di berbagai daerah.
Mafindo mencatat demonstrasi yang terjadi sejak akhir Agustus berlangsung bersamaan dengan meningkatnya peredaran informasi palsu di media sosial dan aplikasi perpesanan.
“Cara membedakan konten buatan AI atau autentik, tidak selalu mudah,” kata Septiaji kepada Katadata.co.id, Rabu (3/9).
Ada beberapa platform untuk mengecek apakah foto maupun video yang beredar merupakan buatan AI, di antaranya:
- Google Fact Check Tools: Masukkan tautan atau link artikel maupun unggahan di kolom search, maka akan muncul hasil pemeriksaan
- Perplexity AI: Masukkan link artikel maupun unggahan di kolom search, maka akan muncul hasil pemeriksaan
- Facia.ai: untuk mengecek video deepfake
- Hivemoderation
- Sightengine
- Google SynthID Detector
- Deepfake-O-Meter
“Tetapi terkadang hasilnya tidak bisa konklusif, sehingga ini masih menjadi tantangan besar bagi pemeriksa fakta maupun jurnalis,” ujar dia.
Meski begitu, Mafindo membagikan cara untuk membedakan konten hoaks atau bukan, yakni:
- Periksa sumber informasi, waspadai akun dan situs mencurigakan
- Cermati judul, karena bisa dimanipulasi
- Jeli melihat foto maupun video yang dibagikan. Seringkali akun provokatif membagikan tangkapan layar atau screenshot seolah-olah berita buatan media massa resmi, padahal sudah diubah
- Periksa informasi di sumber lain
- Gunakan logika misalnya, dengan mengecek kemiripan wajah pada gambar dengan yang aslinya
Hal senada disampaikan oleh pakar keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanuwijaya. “Dulu, konten hoaks hasil AI bisa dihitung jari penyebarannya. Sekarang sudah disempurnakan, sehingga sulit dianalisis hanya dengan mata,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (3/9).
Ia menyampaikan, cara paling sederhana yakni mengecek sumber informasi. “Kalau ada di pemberitaan media massa resmi, boleh dipercaya. Jika tidak, sebaiknya jangan disebarkan. Penyebaran hoaks bisa berujung pada persoalan hukum,” ujar dia.