BMKG Waspadai Bibit Siklon 95S, 93S, Siklon Bakung saat Libur Nataru, Apa Itu?

Instagram BMKG
Bibit Siklon 93S, Bibit Siklon 95S, Siklon Bakung
Penulis: Kamila Meilina
16/12/2025, 11.25 WIB

BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mewaspadai keberadaan Bibit Siklon Tropis 95S, Bibit Siklon Tropis 93S, serta Siklon Tropis Bakung yang berpotensi memengaruhi kondisi cuaca ekstrem dan perairan Indonesia menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Dampak tidak langsung dari sistem-sistem itu (bibit siklon dan siklon) berpotensi memengaruhi kondisi cuaca dan perairan di beberapa wilayah Indonesia, berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gelombang laut tinggi. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada,” kata BMKG melalui Instagram, Selasa (16/12).

Apa Itu Bibit Siklon 95S dan Bahayanya

Bibit Siklon 95S baru terbentuk pada Senin (15/12). BMKG mencatat bibit Siklon Tropis 95S terpantau di sekitar 8,8°LS – 134,4°BT di wilayah Laut Arafura selatan Kepulauan Aru, Maluku, dengan kecepatan angin maksimum sekitar 20 knot atau 37 kilometer per jam dan tekanan minimum 1005 hPa.

Potensi Bibit Siklon Tropis 95S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan, masuk kategori rendah.

Namun kemunculan Bibit Siklon Tropis 95S akan berdampak tidak langsung terhadap beberapa wilayah di Indonesia, sebagai berikut:

  • Hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di Maluku bagian Tenggara
  • Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Papua Selatan
  • Gelombang tinggi 1,25 meter sampai 2,5 meter di Laut Arafura, Laut Banda, serta Perairan Kepulauan Kai dan Aru

Apa Itu Bibit Siklon 93S dan Bahayanya

Bibit Siklon Tropis 93S terbentuk pada 11 Desember. Sistem angin ini terpantau di sekitar 12,8°LS – 113,5°BT sekitar Samudra Hindia selatan Jawa Timur, dengan kecepatan angin maksimum sekitar 15 knot atau 28 kilometer per jam dan tekanan minimum 1005 hPa.

Potensi Bibit Siklon Tropis 93S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada pada kategori peluang rendah.

Dampak tidak langsung dari Bibit Siklon Tropis 93S yakni:

  • Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat
  • Angin kencang berpotensi terjadi di Jawa Timur dan Bali
  • Gelombang tinggi 1,25 meter sampai 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia selatan Banten hingga Sumba
  • Gelombang tinggi 2,5 meter sampai 4 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB

Pakar klimatologi dari BRIN Erma Yulihastin menyebut badai yang dihasilkan oleh Siklon Tropis 93S berpotensi menjadi ‘next Senyar’, penyebab banjir bandang dan longsor di Sumatra.

Siklon Senyar Salah Satu Penyebab Banjir di Pulau Sumatra - Detail (Katadata)

“Waspadai next Senyar, yang diperkirakan mendarat di NTT pada 1 – 10 Januari 2026. Ini adalah hasil prediksi resolusi tinggi submusiman hingga musiman dari KAMAJAYA – BRIN, alat sistem pendukung keputusan, yang didedikasikan untuk mitigasi cuaca esktrem dalam enam bulan ke depan,” kata dia melalui X, Kamis (11/12).

Dampak tidak langsung dari Siklon Tropis 93S diperkirakan terjadi di Samudra Hindia dan perairan selatan Indonesia.

Namun Siklon Tropis 93S diperkirakan mendarat di Laut Flores, dekat NTT, Kupang, dan Timor Leste. “Lebih berbahaya (dampaknya),” demikian dikutip dari keterangan pada gambar yang disertakan oleh Erma.

Alasan Siklon Tropis 93s berbahaya sebagai berikut:

  • Bibit badai dapat tumbuh cepat menjadi siklon tropis
  • Bibit siklon yang mendarat di wilayah timur berpotensi membawa hujan ekstrem, angin kencang berjam-jam, gelombang tinggi hingga banjir bandang dan longsor

Puncak risiko dari bibit badai Siklon Tropis 93S diperkirakan terjadi pada 11 - 20 Desember, dan bisa berlanjut hingga awal Januari 2026 atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun baru.

Apa Itu Siklon Bakung dan Bahayanya

Siklon Tropis Bakung berawal dari Bibit Siklon Tropis 91S. Bibit mulai berubah menjadi Siklon sejak 12 Desember.

Pada hari ini (16/12) pukul 07.00 WIB, Siklon Tropis Bakung terpantau berada di sekitar 10,8°LS – 93,2°BT di Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung. Kecepatan angin maksimum sekitar 40 knot atau 76 kilometer per jam dan tekanan udara minimum 997 hPa atau kategori satu.

“Diprakirakan dalam 24 jam ke depan, intensitas Siklon Tropis Bakung akan menurun dan menjadi kategori rendah,” kata BMKG.

Dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Bakung sebagai berikut:

  • Gelombang tinggi 1,25 meter sampai 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudera Hindia barat Lampung, dan Selat Sunda bagian Selatan
  • Gelombang tinggi 2,5 meter sampai 4 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia barat Bengkulu

Dampak Bibit Siklon 93S dan 95S, serta Bakung ke Libur Nataru

BMKG mencatat beberapa provinsi Indonesia yang mengalami curah hujan sangat lebat dalam tiga hari terakhir, diantaranya di Sumatera Barat (121 mm/hari), Bali (110 mm/hari), dan Riau (106 mm/hari).

Sementara itu, rekapitulasi bencana akibat cuaca ekstrem berupa banjir/genangan, tanah longsor, dan gangguan transportasi yang terjadi dalam sepekan terakhir

“Faktor yang memengaruhi kejadian ini yakni Siklon Tropis Bakung di Samudra Hindia Barat Lampung, Bibit Siklon Tropis 93S di Samudera Hindia selatan Jawa, dan Bibit Siklon Tropis 95S di Perairan Nusa Tenggara Timur,” kata BMKG.

Bibit Siklon Tropis 93S, Bibit Siklon 95S, dan Siklon Tropis Bakung memengaruhi pola angin, membentuk daerah konvergensi, dan memicu peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di Sumatera bagian tengah hingga Nusa Tenggara.

Kondisi atmosfer yang masih aktif dan kompleks berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan dan memicu cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.

BMKG pun memprediksi cuaca di Indonesia menjelang libur Nataru lewat akun Instagram sebagai berikut:

BMKG pun mengimbau masyarakat menjauhi wilayah terbuka, pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai petir dan/atau angin kencang. Selain itu, mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Kamila Meilina, Desy Setyowati