Indonesia akan Perkenalkan Citarum Harum di World Water Forum

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Foto udara Sungai Citarum yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Cianjur di Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Penulis: Rena Laila Wuri
9/1/2024, 18.11 WIB

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti mengatakan Indonesia akan memperkenalkan program perbaikan kualitas air Sungai Citarum dalam World Water Forum ke-10 di Bali, pada Mei 2024. Citarum Harum akan menjadi proyek percontohan mengenai upaya pembersihan sungai yang dahulu dikenal sebagai sungai terkotor di dunia. 

Sejak 2018, berbagai program telah dibuat untuk membersihkan Sungai Citarum dari limbah. "Jadi, ada program Citarum Harum sejak 2018 yang merupakan upaya khusus. Sungai Citarum dulu terkenal dengan the dirtiest river in the world,” kata Nani dalam Konferensi Pers Road to 10th World Water Forum: Water Security and Prosperity, Selasa (9/1).

Oleh karena itu, upaya terus dilakukan untuk membuat Citarum kembali bersih lewat program Citarum Harum. Program tersebut menitikberatkan pada pemulihan ekosistem DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum, meliputi pemulihan kualitas air, penertiban tata ruang, pemanfaatan sumber daya air, dan lain-lain.

Nani mengatakan kini Sungai Citarum sudah dinyatakan tercemar ringan. Kualitas air Citarum mulai membaik dengan Indeks Kualitas Air (IKA) 51,01.

“Jadi sudah ditahap pencemaran ringan dan kita akan terus meningkatkan sampai nanti angkanya itu kalau tidak salah di IKA 51. Jadi ini ada target indeksnya,” kata Nani.

Menurut data Direktorat Bina Operasional Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada 2018, Sungai Citarum dinyatakan tercemar berat setara dengan IKA 33,43. “Sekarang, Sungai Citarum sudah berubah. Jadi, upaya ini melibatkan stakeholders di lapangan dan TNI yang banyak membantu,” katanya.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri