Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merekomendasikan pembangunan kebun raya khusus tumbuhan terancam punah di Ibu Kota Nusantara (IKN). Pusat penelitian tersebut bisa menjadi salah satu dari tiga kebun raya yang rencanaya akan dibangun di IKN.
"Lokasi ini bisa mengakomodasi laboratorium, kebun bibit, fasilitas aklimatisasi, taman percobaan dan fasilitas terkait lainnya," kata Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian, dalam diskusi International Conference on Forest City dipantau daring dari Jakarta, Rabu (29/5).
Sementara lokasi kebun raya kedua berada di dekat Istana Kepresidenan. Hendrian mengatakan, kebun raya ini dapat menjadi lokasi menjamu tamu negara untuk memperlihatkan keberagaman flora Nusantara, termasuk yang memiliki nilai konservasi.
Koleksi dari genus seperti Nepenthes, kata Hendrian, dapat menjadi pilihan disertai beragam anggrek dan pohon-pohon asli Indonesia.
Sementara itu, lokasi ketiga memiliki area terbesar sekitar 250 hektare dapat dijadikan kebun raya bagi publik. Kebun raya itu memiliki beragam koleksi disertai pembangunan fasilitas untuk mendukung aktivitas pariwisata dan komersial.
Hendrian mengatakan, konsep pembangunan kebun raya di IKN memerlukan konsep yang komprehensif terkait jenisnya. Ini yang akan membedakan Kebun Raya IKN dengan kebun raya lain di Indonesia.
Selain itu, dia mengatakan, perlu juga didiskusikan mengenai lokasi, statusnya, berbagai faktor tenis serta diskusi di antara pemangku kepentingan lain termasuk Otorita IKN, Kementerian ATR/BPN, Kementerian PUPR, konsorsium, BRIN dan pemangku kepentingan lain.
"Kita harus juga memikirkan bagaimana rencana untuk mengumpulkan koleksi tanaman dari alam liar dari berbagai wilayah Indonesia dan proses aklimatisasi karena ini tidak sesederhana yang kita kira, membutuhkan perencanaan serius," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan harapan BRIN kesuksesan pembangunan kebun raya di IKN dan komitmen lembaganya untuk mendukung pengembangan serta manajemennya.