Adolof Olof Wanemseba, Pelestari Kima Jadi Pemenang Kalpataru

Katadata/Djati Waluyo
Adolof Olof Wanemseba, penerima Anugerah Kalpataru 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Penulis: Djati Waluyo
5/6/2024, 16.36 WIB

Beberapa sosok menarik muncul saat penganugerahan Kalpataru 2024 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).  Salah satu sosok yang menarik perhatian adalah Adolof Olof Wonemseba, penerima Kalpataru 2024 dengan kategori perintis lingkungan yang melakukan konservasi Kima, kerang raksasa yang ada di lautan Papua Barat. 

Pria kelahiran Kampung Yende, Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat ini adalah mengenyam pendidikan hingga SLTA. Sehari-hari ia , berprofesi sebagai nelayan. 

Untuk menyambung hidup, ia sudah mencoba berbagai teknik mencari ikan. Bahkan, ia pernah menyelam menggunakan kompresor di mana teknik ini sudah dilarang karena membahayakan jiwa. 

Dengan mata pencaharian yang berasal dari alam, Adolof sadar bahwa pengambilan biota laut secara terus-menerus tanpa mengatur dan menjaganya akan menyebabkan anak cucunya kesulitan mendapatkan ikan dan biota lainnya. Termasuk, Kima atau kerang raksasa yang banyak di temukan di tempat tinggalnya sekarang. 

Dari pengalaman menyelam menggunakan kompesor di kedalaman lautan, Adolof mengamati dan merasakan bahwa kehadiran Kima dapat mendatangkan keberuntungan dengan hadirnya banyak ikan di perairan Papua Barat. Para nelayan sering mencari Kima di pulau-pulau sekitar Teluk Wondama, Kepulauan Roon.  Misalnya, Pulau Auri dan pulau-pulau lainnya yang jaraknya bisa puluhan kilometer. 

Niat Adolof semakin nyata dengan mulai merintis Kawasan Kima di Desa Rouno, Teluk Wondama. Ia melakukan hal ini meskipun tidak pernah mengetahui dan mendengar bahwa ada beberapa Kima yang dilindungi berdasarkan peraturan nasional maupun internasional. 

Kima Raksasa Biru (Vecteezy.com/Thomas Eder)

Inisiatif Membangun Kawasan Kima

Kawasan Kima merupakan inisiatif Adolof untuk melindungi populasi Kima. Kawasan ini meliputi area seluas 800 m2, yang terletak di dekat tterumbu karang yang sudah ada di sana. Kawasan konservasi Kima ini terbentuk pada tahun 2011. Tujuan utamanya adalah agar populasi kima dapat dilindungi dari banyaknya ancaman pemburu Kima. 

Saat ini sudah ada dua wilayah konservasi Kima di Dusun Rouno milik Adolof dan satu lagi milik saudaranya. Kawasan konservasi baru seluas 200 m2 itu dimulai pada tahun 2022.

Beberapa Kima terdapat di kebun Adolof atau di lokasi konservasi Kima, seperti Kima Raksasa (Tridacna gigas), Kima Selatan (Tridacna derasa), dan Kima Sisik (Tridacna sguamosa). Di kawasan konservasi Kima ini terdapat ratusan Kima, hal ini dikonfirmasi oleh dua verifikator yang melakukan penyelaman langsung.

Selain itu, di kebun Adolof juga terdapat Kima Besar (Tridacna maxima), Kima Pasir (Hippopus hippopus), Kima Lubang (Tridacna crocea), Keong Kepala Kambing (Cassis cornuta), dan Triton Trompet (Charonia tritonis) yang terjaga dengan baik. 

Saat ini inisiatif Kebun Kima mulai dilirik oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kerena menjadi salah satu potensi wisata Festival Pulau Roon yang diadakan setiap tahun. 

Kegiatan perlindungan Kima sampai saat ini belum optimal dilakukan Adolof, karena belum ditegaskan dengan peraturan terkait perlindungan Kima. Menurutnya, orang Papua berbeda, mereka lebih melihat bukti daripada janji, dan bukti itu sudah mulai dikerjakan Adolof sedikit demi sedikit. 

Untuk mengubah perilaku masyarakat, Adolof menilai perlu dukungan dari pemerintah daerah dan dari pemangku adat. Hal ini yang sekarang masih diperjuangkan Adolof Olof adalah agar anak cucu ke depan masih dapat menikmati alam laut mereka

Reporter: Djati Waluyo