Ini Kelebihan Bioenergi Dibandingkan PLTS dan EBT Lainnya

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/YU
Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (5/3/2022). Kementerian ESDM mencatat realisasi bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional pada tahun 2021 mencapai 11,5 persen yang sedikit mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan posisi bauran EBT per akhir 2020 lalu yang sebesar 11,2 persen.
24/12/2022, 22.00 WIB

Sejauh ini, Kementerian ESDM mengklasifikasikan pemanfaatan bioenergi pada empat sektor, yakni sektor pembangkit listrik, bahan bakar nabati atau biofuel, biomassa, dan biogas. Dari catatan kementerian, kontribusi bioenergi di sektor pembangkit listrik saat ini masih berada di angka 3 GW dari target tahun 2025 sebesar 5,5 GW.

 Di sektor pemanfaatan bahan bakar nabati, capaian pemerintah masih berada di angka 9,7 juta kili liter (kl) dari target tahun 2025 sebanyak 13,9 juta kl. Lebih lanjut, pemerintah juga mematok target pada pemanfaatan biomassa sebesar 10,2 juta ton di 2025, dengan realisasi saat ini baru mencapai 0,45 juta ton.

Sedangkan realisasi pemanfaatan biogas di angka 37 juta m3 dari target tahun 2025 sebanyak 490 juta m3. "Diharapkan selama tiga tahun kedepan akan meningkat sigifikan lewat adanya mandatori B30 dan co-firing biomassa pada PLTU," kata Edi.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Dadan Kusdiana, mengatakan pemerintah mulai konsisten untuk mendorong input listrik bersih sebesar 500 megawatt (MW) per tahun. Angka input ini relatif kecil jika mengacu pada bauran listrik EBT yang baru berada di kisaran 12,6% dari total bauran energi nasional pada 2022.

"Dari sisi persentase memang angkanya tidak terlalu baik, tapi dari sisi pembangkit kami nambah terus, tiap tahun rata-rata 500 MW masuk dari pembangkit EBT," kata Dadan Kamis (22/12).

Penggunaan energi terbarukan di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan komitmen pemerintah dalam mengejar target net-zero emission.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2015 porsi energi terbarukan baru 4,9% dari bauran energi nasional. Kemudian angkanya terus naik hingga mencapai 12,16% pada 2021, seperti terlihat pada grafik.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu