Regulator tenaga nuklir Jepang mencabut larangan operasional yang diberlakukan pada pembangkit listrik tenaga nuklir Kashiwazaki-Kariwa milik Tokyo Electric Power dua tahun yang lalu. Keputusan ini memungkinkan reaktor nuklir tersebut mendapatkan izin lokal untuk beroperasi kembali.
Tepco sangat ingin mengoperasikan kembali pembangkit listrik tenaga atom terbesar di dunia ini untuk memangkas biaya operasional. Namun, perusahaan masih membutuhkan persetujuan dari pemerintah daerah di Prefektur Niigata, Kota Kashiwazaki, dan Desa Kariwa, tempat pembangkit listrik tersebut berada.
Belum diketahui kapan hal itu akan terjadi. Reaktor nuklir dengan kapasitas 8.212 megawatt (MW) ini tidak beroperasi sejak tahun 2012. Bencana Fukushima yang terjadi pada 2011 mengakibatkan penutupan semua pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang pada saat itu.
Pada tahun 2021, Otoritas Regulasi Nuklir (NRA) melarang Tepco untuk mengoperasikan Kashiwazaki-Kariwa karena pelanggaran keselamatan termasuk kegagalan untuk melindungi bahan nuklir dan salah langkah yang menyebabkan anggota staf yang tidak berwenang mengakses area sensitif di pabrik.
Dengan mengutip perbaikan dalam sistem manajemen keselamatan, NRA kemudian mencabut perintah tindakan korektif yang telah mencegah Tepco mengangkut bahan bakar uranium baru ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Menyusul keputusan tersebut, Tepco mengatakan akan melanjutkan upayanya untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat setempat dan masyarakat luas. Sementara itu, kepala sekretaris kabinet Jepang mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan perannya untuk membantu proses tersebut.
"Pemerintah akan meminta pengertian dan kerja sama dari Prefektur Niigata dan masyarakat setempat, dengan menekankan 'mengutamakan keselamatan'," ujar Yoshimasa Hayashi, juru bicara utama pemerintah, pada Rabu (27/12).
Jepang yang miskin sumber daya alam sangat ingin mengoperasikan lebih banyak lagi pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil impor seperti gas alam cair (LNG).
Pekan lalu, Institute of Energy Economics, Japan (IEEJ) memperkirakan bahwa impor LNG Jepang akan turun menjadi 58,5 juta metrik ton pada tahun fiskal 2024/25 dari perkiraan 64 juta ton tahun ini. Penurunan ini disebabkan oleh antisipasi akan dimulainya kembali beberapa reaktor nuklir dan peningkatan sumber energi terbarukan.
Saham Tepco sempat melonjak setelah NRA mengindikasikan pada awal bulan ini bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk mencabut larangan operasional. NRA mengambil pertimbangan ini setelah melakukan inspeksi langsung ke lokasi dan bertemu dengan presiden perusahaan.