Potensi energi bersih Indonesia diperkirakan 3.687 gigawatt (GW). Namun baru 0,3% yang dimanfaatkan.

“Pemanfaatannya baru 12,6 GW atau hanya 0,3% dari total potensi,” kata Direktur Eksekutif Traction Energy Asia Tommy Pratama dalam diskusi bertajuk ‘Meneropong Bioenergi di Tangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029’, Rabu (10/1).

Potensi energi bersih yang ada di antaranya energi dari arus laut, panas bumi, hidro, angin dan bioenergi. Berikut potensi dan pemanfaatannya:

  • Hidro: Potensi 95 GW. Pemanfaatan 6,7 GW
  • Bioenergi: Potensi 57 GW. Pemanfaatan 3,1 GW atau 5,4%, yang tersebar di Sumatera dan Jawa
  • Energi arus laut: Potensi 63 GW

“Indonesia dengan kekayaan alam hutan yang ada, bisa menjadi pelopor transisi energi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujarnya.

Berdasarkan kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas pada 2022, sektor energi dan transportasi merupakan penyumbang emisi terbesar di Indonesia yakni 50,6% atau satu gigaton (GT) CO2e. Jumlahnya diperkirakan naik menjadi 1,4 GT CO2e atau 59% pada 2030.

Tommy mengatakan Indonesia menduduki 10 besar negara penyumbang emisi gas rumah kaca di dunia. Tanah Air menyumbang 1,3 Gt CO2e setiap tahun.

Menurut dia, komitmen Indonesia dan negara-negara lain untuk beralih ke energi bersih belum cukup kuat. Misalnya, peralihan ke energi bersih belum menjadi kewajiban masing-masing negara di COP-28.

"Negara-negara di COP melaporkan pengurangan emisi, tapi sifatnya tidak mandatory dan bersifat sukarela. Padahal upaya mengurangi emisi sangat penting, karena krisis iklim mengancam eksistensi manusia dan negara," ujarnya.

Reporter: Rena Laila Wuri