Pemerintah Dorong Proyek PLTS Terapung Guna Percepat Transisi Energi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah akan mengembangkan proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Indonesia untuk mempercepat transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT). Salah satu proyek strategis nasional yang sukses adalah PLTS terapung Cirata, di Jawa Barat.
“Kita akan banyak kembangkan proyek-proyek seperti (PLTS terapung Cirata) ini," kata Arifin dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM 2023 dan Program Kerja 2024, Senin (15/1).
Arifin mengatakan pengembangan energi terbarukan skala besar terus dilakukan untuk menekan biaya pembangkitan listrik EBT sehingga lebih kompetitif. “Potensi pengembangan PLTS atap dan PLTS terapung terus didorong di berbagai wilayah di seluruh Indonesia,” kata Arifin.
Arifin mengatakan Indonesia memiliki banyak danau yang berpotensi dikembangkan untuk PLTS terapung yang tersebar di 36 lokasi dengan pemanfaatan mencapai 74.665 Megawatt (MW). Selain itu, danau-danau itu dapat juga dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang tersebar di 12 lokasi dengan potensi pemanfaatan sebesar 1.806 MW.
Sementara di area bendungan, terdapat 259 lokasi yang memiliki potensi pemanfaatan PLTS terapung mencapai 14.701 MW. Potensi lainnya berasal dari PLTA, PLTM, dan PLTMH yang dapat menghasilkan lebih dari 446,2 MW. "Ini harus menjadi perhatian kita dan bisa secepatnya masuk ke dalam bauran EBT," katanya.
Arifin menuturkan pemerintah telah menjadikan EBT sebagai fokus utama. Kementerian ESDM juga telah menyiapkan roadmap atau peta jalan untuk menggantikan PLTU batu bara dengan pembangkit EBT.
"Kita bisa memanfaatkan PLTS. Roadmap-nya sudah ada, tetapi implementasinya belum sesuai harapan. Kita harus memerhatikan hal-hal yang menghambat implementasi program ini," ujar Arifin.
PLTS Terapung Terbesar di ASEAN
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan PLTS terapung Cirata yang terletak di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, November 2023 lalu. PLTS terapung ini adalah salah satu contoh proyek energi terbarukan yang penting di Indonesia, karena mencerminkan pergeseran menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan.
PLTS terapug ini dimiliki oleh PLN Nusantara Power dan menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian PT PLN (Persero) menuju Net Zero Emission (NZE) dan Green RUPTL. PLTS tersebut akan dapat memberikan kontribusi terhadap NZE sebesar 245 GWh/Tahun Energi Hijau dan 214.000 Ton reduksi CO2/Tahun.
PLTS Terapung Cirata juga merupakan skala utilitas pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara yang memiliki kapasitas 145 MW Ac atau setara 192 MWp, menempati area waduk seluas 200 hektar, dan memiliki tarif kompetitif USD 5,8 cent/kWh. Dalam pembangunannya melibatkan komunitas lokal sebanyak kurang lebih 1.400 pekerja dari komunitas lokal sekitar proyek dan UMKM.
Pembangunan proyek ini didasarkan pada kolaborasi joint investment, hubungan bilateral, dan kemitraan yang sukses baik G2G maupun B2B untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan hijau dengan berbagi risiko. Proyek ini juga didukung kreditor terkemuka. Kerja sama dilakukan dengan Masdar yang merupakan worldwide renewable company, didukung oleh tiga bank terkemuka yakni Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank. Proyek ini juga meningkatkan investasi asing langsung (FDI) di Indonesia senilai US$143 juta.