Kolombia Bakal Raih Investasi Energi Terbarukan US$2,2 Miliar di 2024

123rf.com/Rostislav Zatonskiy
Kolombia memproyeksikan sektor energi terbarukan akan memperoleh investasi hingga US$2,2 miliar di tahun 2024.
Penulis: Hari Widowati
26/1/2024, 16.16 WIB

Kolombia memproyeksikan sektor energi terbarukan akan memperoleh investasi hingga US$2,2 miliar di tahun 2024. Menurut asosiasi energi terbarukan SER Colombia menyebutkan ada 66 proyek yang akan segera berproduksi atau sedang menunggu penyelesaian dokumen.

Kolombia telah mengarahkan perhatiannya pada pengembangan sumber-sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi. Hal ini merupakan bagian dari tujuan Presiden Gustavo Petro untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil.

Namun, beberapa proyek energi terbarukan telah menghadapi rintangan yang signifikan, termasuk pembangkit listrik tenaga angin darat dan lepas pantai di bagian utara negara tersebut, karena adanya penolakan dari masyarakat adat dan penundaan peraturan.

"Pertama-tama kita harus realistis dan sadar bahwa proses ini maju selangkah demi selangkah," ujar Kepala Eksekutif SER Colombia Alexandra Hernandez, seperti dikutip Reuters, pada Kamis (25/1).

Kapasitas listrik di seluruh proyek energi terbarukan non-konvensional di Kolombia pada akhir tahun 2023 mencapai 504 megawatt (MW), SER Colombia mengatakan dalam sebuah laporan.

Namun, negara Andes ini berencana untuk menambah kapasitas tersebut sebesar 1.240 MW di 22 proyek pada tahun 2024. Selain itu, ada tambahan 1.800 MW di 44 proyek yang masih dalam proses perizinan dan prosedur administratif lainnya.

Enam puluh lima dari proyek-proyek tersebut adalah untuk energi surya. Adapun satu proyek lainnya untuk sistem penyimpanan energi baterai.

Industri energi terbarukan Kolombia yang baru saja lahir menghadapi tantangan-tantangan berupa waktu eksekusi yang panjang untuk proyek-proyek yang mulai memasuki pasar. Laporan SER menggarisbawahi bahwa tantanga-tantangan itu berpotensi menghambat pembiayaan dan investasi.

Rata-rata waktu yang dibutuhkan sebuah proyek energi terbarukan untuk mulai beroperasi di negara ini adalah antara tiga sampai enam tahun. Sekitar 70% di antaranya dihabiskan untuk 15 proses administrasi.

"Kami menyerukan agar pelaksanaan proyek-proyek ini dipermudah. Waktu yang dibutuhkan untuk mulai beroperasi saat ini... terlalu lama dibandingkan dengan ukuran dan dampak dari proyek-proyek tersebut," tulis SER.