SCG Genjot Penggunaan Limbah Industri sebagai Bahan Bakar Alternatif

Dok. SCG
Fasilitas pengolahan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif di unit SCG, PT Semen Jawa.
Penulis: Rena Laila Wuri
17/4/2024, 11.30 WIB

Perusahaan semen dan bahan material terbesar di Asia Tenggara, SCG, meningkatkan penggunaan limbah industri sebgai bahan bakar dan bahan baku alternatif di pabriknya yang berada Indonesia, PT Semen Jawa. Penggunaan bahan bakar alternatif mencapai 5.000 ton per bulan atau 19,5% dari total bahan bakar yang digunakan PT Semen Jawa. 

SCG mengadopsi teknologi daur ulang Alternative Fuel & Alternative Raw material (AF/AR). Sejak dioperasikan AF/AR pada 2023 di PT Semen Jawa telah memasuki fase kedua. Penggunaan bahan baku alternatif di PT Semen Jawa mencapai 8.000 ton/bulan atau setara dengan 3% total bahan baku.

Alternative Fuel (AF) atau bahan bakar alternatif berasal dari limbah dan produk sampingan yang terpilih, baik dari internal maupun eksternal. Bahan bakar alternatif ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti atau pendamping batu bara setelah melalui proses pengolahan.

Jenis limbah yang dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif meliputi plastik, karet, bahan tekstil, karbon aktif, serpihan kayu, sekam padi, cangkang kelapa sawit, serabut kelapa, serabut aren, dan limbah tanaman lainnya.

Sementara itu, Alternative Raw material (AR) atau bahan baku alternatif meliputi ironslag (terak besi), fly ash dan bottom ash, artificial gypsum, serta limbah B3 dan non-B3 pilihan yang mengandung mineral substitusi seperti kalsium, silika, alumina, dan besi.

Mengurangi Jejak Karbon

Warit Jintanawan, Country Director SCG di Indonesia, mengatakan, melalui implementasi AF/AR, perusahaan tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga secara aktif mengurangi jejak karbon.

“Tahun 2023, kami telah berhasil melipatgandakan pemanfaatan bahan bakar alternatif dan melibatkan bahan baku alternatif dalam proses produksi di persentase yang mengesankan. Dengan perkembangan ini, kami optimis akan secara konsisten melihat peningkatan, baik dalam pemanfaatan bahan bakar maupun bahan baku, di setiap proses produksi SCG yang tersebar di seluruh Indonesia melalui berbagai anak perusahaan,” kata Warit dalam keterangan tertulis, Rabu (17/4).

SCG juga berkomitmen untuk beraksi nyata mendukung Indonesia mencapai Enhanced National Determined Contributions (ENDC) dengan menekan 31,89% emisi gas rumah kaca. Selain itu, SCG juga mewujudkan komitmen ‘Set Net Zero’ sebagai bagian dari prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) 4 Plus.

ESG 4 Plus terdiri dari empat komitmen utama; mencapai nol bersih emisi pada tahun 2050 (Set Net Zero), mewujudkan industri hijau (Go Green), menekan kesenjangan sosial (Reduce Inequality), dan merangkul kolaborasi (Embrace Collaboration), dengan keadilan dan transparansi di setiap operasi (Plus).

Pemanfaatan Limbah Palet

PT Dayasa Aria Prima, salah satu anak perusahaan SCG di lini bisnis pengemasan (packaging), juga telah memanfaatkan limbah palet kayu sebagai bahan bakar alternatif sejak 2022. Penggunaan limbah palet ini telah mengurangi penggunaan batu bara hingga 4% atau setara 1.211 ton, dan diproyeksikan bakal meningkat ke 6%-10%.

PT Semen Jawa juga telah memanfaatkan limbah B3 dan non-B3 sebagai bahan baku alternatif dalam produksi semen dengan sistem co-processing, mencapai 8.000 ton per bulan atau setara dengan 3% dari total bahan baku.

Reporter: Rena Laila Wuri