Wakil Presiden Ma’ruf Amin naik ke podium COP27 di Sharm el Sheikh, Mesir untuk membacakan pernyataan nasional terkait perubahan iklim pada Senin (7/11) sekitar pukul 20.10 waktu setempat. Dalam kesempatan itu, Wapres memamerkan sejumlah pencapaian Indonesia dalam upaya penurunan emisi.


Mengenakan peci dan setelan jas, Ma’ruf memilih membacakan pernyatannya dalam Bahasa Indonesia. Ia menyebut ada tiga poin penting yang harus dilakukan negara-negara dunia guna mengatasi perubahan iklim. Pertama, Wapres menegaskan COP27 harus menjadi momen implementasi kesepakatan-kesepakatan terdahulu.

“Satu tahun paska [KTT COP26] Glasgow, belum ada kemajuan global signifikan,” katanya.


Ma’ruf mengatakan pemenuhan dukungan dari negara-negara maju harus terus dilakukan kepada negara berkembang. Ini penting sebab setiap negara memiliki potensi yang berbda-beda sehingga implementasi kebijakan harus disesuaikan dengan kapasitas dan keunggulan setiap negara.

Poin penting lain yang ditekankan oleh Wapres adalah semangat pembagian beban (burden-sharing. “Negara yang lebih mampu harus membantu dan memberdayakan negara lainnya,” kata Ma’ruf.

Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden juga memaparkan sejumlah kebijakan yang sudah dilakukan Indonesia dalam upaya penurunan emisi. Ini misalnya dalam hal investasi transisi energi, pendanaan untuk aksi iklim, hingga pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Ma’ruf juga menekankan peran penting Indonesia dalam presidensi G20 yang akan diselenggarakan sepekan ke depan. Menurutnya, Indonesia akan mendorong pemulihan hijau serta aksi iklim yang kuat dan inklusif. Upaya ini juga akan menjadi prioritas Indonesia dalam Keketuaan ASEAN tahun 2023

“Kita harus mengambil langkah konkret dan memperkuat kolaborasi berlandaskan dialog dan kepercayaan. Demi mewujudkan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan,” pungkas Wapres.

Sejak KTT COP26 hingga awal Oktober 2022, Ma’ruf mengklaim Indonesia telah melakukan langkah-langkah penting sebagai tindak lanjut. Ini antara lain memprioritaskan transisi energi berkelanjutan dalam agenda presidensi G20 Indonesia, mendorong operasionalisasi dari rencana (Forestry and Other Land Use/FOLU) net-sink 2030, dan meluncurkan country platform untuk pendanaan transisi energi. Di sektor energi, Indonesia juga telah mengembangkan peta jalan menuju pencapaian net zero emission (NZE) pada 2060.

Kemitraan Negara Hutan Tropis

Pada hari ke-2 COP27 di Mesir, Indonesia mengambil langkah strategis dengan meluncurkan kemitraan bersama Brasil dan Republik Demokratik Kongo. Tiga negara penguasa 52% hutan hujan tropis dunia ini berkomitmen menjalin aliansi terkait pengelolaan hutan.

Peluncuran kemitraan yang disebut ‘Tropical Forest for Climate and People’ itu dilakukan di Paviliun Indonesia bertepatan dengan agenda High Level Segment. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tiga negara ini merupakan pemilik hutan tropis, termasuk gambut dan mangrove terbesar di dunia.

Oleh karena itu, penting bagi ketiga negara ini untuk memperkuat aliansi strategis guna meningkatkan pengaruh dalam perundingan perubahan iklim di tingkat global.

“Kami berkomitmen menjaga dan merestorasi hutan tropis yang merupakan aset kritikal sekaligus menjamin kesejahteraan masyarakat,” katanya, melalui sambungan video saat peluncuran kemitraan.

Hari ini, Selasa (8/11), COP27 akan memasuki hari ke-3 dengan agenda utama melanjutkan pembacaan pernyataan nasional dari sejumlah negara. Salah satu yang menarik adalah penyataan resmi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang dijadwalkan akan memberikan penyataan melalui rekaman video.

Reporter: Rezza Aji Pratama