INDEF: Capres-Cawapres Harus Lebih Pahami Pembangunan Berkelanjutan
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebut topik mengenai pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) masih menjadi topik yang tidak familiar di kalangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pemilu 2024. Hal ini disampaikan Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development, INDEF Abra Talattov.
“Topik pembangunan berkelanjutan mungkin akan “sedikit dilupakan” oleh masing-masing paslon, karena para paslon cenderung fokus ke topik ekonomi, hukum, dan lain-lain,” kata Abra dalam Diskusi Publik INDEF “Mengurai Gagasan Cawapres Mengenai Isu Pembangunan Berkelanjutan”, Kamis (18/1).
Abra menuturkan hulu dari agenda pembangunan itu adalah pembangunan yang berkelanjutan. “Pembangunan berkelanjutan mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan,” katanya.
Ia mengingatkan kepada para capres dan cawapres agar tidak hanya menebar janji terkait pembangunan berkelanjutan ini. “Jangan sampai janji yang diusung masing-masing kandidat itu sifatnya parsial, misalnya mau menggenjot ekonomi tapi mengorbankan aspek sosial dan lingkungan,” ujar dia.
Oleh karena itu, INDEF menilai para kandidat harus memiliki komitmen dan memahami tujuan akhir pembangunan berkelanjutan. “Yang perlu kita perhatikan dari komitmen kandidat adalah bagaimana mereka memandang tujuan akhir dari pembangunan ekonomi berkelanjutan. Jadi kalau bicara pembangunan yang sifatnya fisik itu sebetulnya bukan tujuan akhir,” kata Abra.
Menurut INDEF, tujuan akhir pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah tentang kesejahteraan masyarakat. “Tujuan akhir dari pembangunan berkelanjutan itu bukan hanya yang bersifat tangible, tetapi juga yang menyangkut kesejahteraan masyarakat dan lingkungan,” kata Abra.
Ia mengatakan ada lima komponen yang melingkupi pembangunan berkelanjutan, yang harus menjadi landasan dari agenda pembangunan berkelanjutan yang diusung oleh masing-masing kandidat, yakni aspek people, prosperity, planet, peace dan partnership.
Aspek people berorientasi pada manusia dengan menjaga martabat dan kesetaraan. Aspek prosperity memastikan kesejahteraan tanpa menyebabkan kesenjangan dengan tetap menjaga kehidupan yang harmonis dengan alam.
Aspek planet tentang melindungi bumi, sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan keberlangsungan bumi bagi generasi berikutnya.
Aspek peace tentang menjaga perdamaian, masyarakat yang inklusif dan mengurangi kekerasan dan diskriminasi. Aspek partnership tentang mencapai tujuan bersama melalui kerja sama global yang solid, setara dan saling menguntungkan.
Hilirisasi yang Berkelanjutan
Sementara itu, Kepala Center of Industry, Trade and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengharapkan para capres dan cawapres memiliki konsep hilirisasi yang berkelanjutan untuk mendukung pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.
"Bagaimana para paslon (pasangan calon) atau mungkin presiden dan wakil presiden selanjutnya untuk melakukan pengelolaan sumber daya. Tentunya yang kita targetkan adalah pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan," kata Andry.
Terkait dengan isu pengelolaan sumber daya berkelanjutan, Andry menuturkan hingga saat ini belum terlihat strategi dan konsep hilirisasi dari para pasangan capres dan cawapres.
Menurutnya, permasalahan pengelolaan sumber daya di Indonesia saat ini meliputi aktivitas pemanfaatan dan pengolahan ilegal, pengelolaan tidak berkelanjutan. Selain itu, minim keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat, serta dikuasai aktor ekonomi merangkap regulator.