Manufaktur panel surya, SEG Solar Inc., menjadi investor pertama dari Amerika Serikat yang melakukan acara peletakan batu pertama (groundbreaking) di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Perusahaan itu secara resmi memulai investasi hilirisasi pasir silika.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Nurul Ichwan, menekankan pentingnya peningkatan realisasi investasi khususnya pada ekosistem industri panel surya guna mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan sebesar 42% pada 2030.

 “Capaian bauran energi terbarukan hingga saat ini baru mencapai sekitar 14%,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (2/10).

 Nurul Ichwan mengatakan, Kementerian Investasi mendukung sepenuhnya investasi hilirisasi pasir silika oleh PT SEG Solar Manufaktur Indonesia. Hal itu menandakan keseriusan Pemerintah dalam mengimplementasikan program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah. Investasi panel surya juga akan memperkuat komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari rantai pasok global industri energi baru terbarukan (EBT).

Ia menambahkan, pemerintah mendukung masuknya investasi berteknologi tinggi. Indonesia juga perlu menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat merasakan manfaat dari investasi tersebut bagi penyerapan tenaga kerja lokal.

Ciptakan 2.000 Lapangan Kerja

 Kementerian Investasi mencatat, proyek ini akan menjadi pabrik panel surya terintegrasi terbesar SEG Solar di Asia Tenggara. Total rencana investasi sebesar US$ 500 juta atau setara Rp 8 triliun.

Pabrik yang ditargetkan rampung 2025 ini diperkirakan akan menyerap hingga 2.000 tenaga kerja dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Total kebutuhan lahan seluas 40 Ha dengan kapasitas produksi sebesar 5 Gigawatt. Produksi pabrik ini rencananya akan diekspor terutama ke Amerika Serikat, dan juga untuk pasar dalam negeri.

 Pelaksanaan groundbreaking merupakan tindak lanjut penandatanganan perjanjian pra-kerja sama antara SEG Solar Inc., PT ATW Solar Manufaktur Indonesia dan KITB pada 23 Juni 2023 di Washington DC. Penandatanganan disaksikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, yang pada saat itu menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

Investasi AS Naik Signifikan

 Indonesia dan Amerika Serikat memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan hubungan bilateral, termasuk di bidang investasi. Investasi dari Amerika Serikat menunjukkan peningkatan yang relatif signifikan, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan pada periode setelah pandemi sebesar 2,3 kali lebih besar dari rata-rata pertumbuhan tahunan pada masa pandemi.

 Pada 2023, perusahaan-perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat telah menambah nilai investasi hingga US$ 3,3 miliar dengan pertumbuhan yang relatif stabil sejak 2021. Pada semester pertama 2024, Amerika Serikat berada pada peringkat keempat sebagai negara sumber Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nilai investasi hampir mencapai US$ 2 miliar, atau 60% dari nilai investasi tahun sebelumnya.

Nurul Ichwan mengatakan, produksi panel surya ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kebutuhan konsumsi listrik nasional yang diproyeksikan akan meningkat rata-rata sebesar 4,1% per tahun dalam 10 tahun ke depan. Peningkatan konsumsi ini didorong dengan tingginya kebutuhan pelanggan individu dan maraknya pengembangan industri.