Indonesia Janjikan Rp16 Triliun ke TFFF, Sumber Pendanaan Belum Jelas

COP30 Brasil Amazonia/Antonio Scorza
Inisiatif pendanaan untuk hutan tropis atau Tropical Forest Forever Facility (TFFF) resmi diluncurkan di pertemuan para pemimpin negara di COP30, di Belem, Brasil.
10/12/2025, 13.20 WIB

Meskipun Indonesia sudah berkomitmen menggelontorkan US$1 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun untuk program Tropical Forest Forever Fund (TFFF), namun hingga saat ini belum ada kejelasan dari mana kebutuhan anggaran tersebut akan dipenuhi. 

Peneliti World Resource Institute Indonesia, Sita Primadevi mengatakan hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah terkait sumber pendanaan kontribusi US$1 miliar tersebut. Tidak hanya itu, mekanisme detail operasionalnya juga belum ada kejelasan. 

“Itu juga sebenarnya menjadi pertanyaan kita semua dan belum ada jawabannya. Statement Presiden Prabowo terkait TFFF juga tidak spesifik. Indonesia akan mengikuti langkah Brasil, jadi karena Brasil US$1 miliar, otomatis Indonesia US$1 miliar,” katanya.

Sita menjelaskan sebagai sponsor Indonesia akan berperan sebagai junior capital. Dalam skema investasi, posisi ini menanggung risiko kegagalan terbesar, namun juga berpotensi menerima imbal hasil paling tinggi jika investasi berjalan sesuai rencana.

“Junior capital itu adalah pihak yang mengambil risiko paling besar, tapi juga menerima nilai paling besar. Kalau ada pembayaran, junior dibayar paling akhir, tapi kalau untung paling gede. Tapi kalau rugi, paling terdampak,” jelas Sita.

Tropical Forests Forever Fund (TFFF) merupakan mekanisme pendanaan global baru berbasis pembiayaan campuran (blended financing) yang bertujuan melindungi hutan tropis dunia. Skema ini dirancang untuk menyediakan pendanaan jangka panjang bagi negara-negara berhutan tropis. Model blended finance memungkinkan dana publik dan swasta digabung dalam satu skema investasi besar, di mana keuntungan investasinya akan dipakai untuk mendanai perlindungan hutan.

Inovasinya adalah mekanisme pendanaan jangka panjang. Modal pokok akan dikumpulkan dalam jumlah besar, lalu imbal hasil  investasi tersebut digunakan untuk mendanai tujuan perlindungan hutan. Target pendanaan publik TFFF ditetapkan sebesar US$25 miliar. Dana ini diharapkan memicu masuknya pendanaan swasta hingga US$100 miliar, sehingga total kelolaan mencapai US$125 miliar. Dari jumlah tersebut, TFFF diproyeksikan menghasilkan imbal hasil US$3–4 miliar per tahun yang akan disalurkan ke negara-negara penerima manfaat.

Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto mendukung penuh inisiatif TFFF yang menargetkan pendanaan raksasa tersebut.

“Indonesia akan berpartisipasi aktif dan telah berkomitmen untuk menyamai kontribusi Brasil dengan nilai US$1 miliar,” kata Hashim.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nuzulia Nur Rahmah