Dalam dunia teknologi saat ini, nama Larry Ellison patut diperhitungkan. Pria yang lahir dengan nama Lawrence Joseph Ellison pada 17 Agustus 1944 di Manhattan, Amerika Serikat ini adalah sosok kunci di balik suksesnya Oracle Corporation, perusahaan perangkat lunak.
Larry Ellison masuk dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes dan bertengger di posisi ke-8 dengan total kekayaan US$ 96.3 miliar. Berikut profil Larry Ellison.
Lahirnya Sang Miliarder
Larry Ellison lahir dari seorang ibu muda, Florence Spellman, yang menjadi orangtua tunggal sejak berusia 19 tahun karena tidak menikah dengan ayah Larry. Sedangkan, ayah kandungnya adalah seorang pilot Amerika Serikat berkebangsaan Italia. Dengan mempertimbangkan usia dan kesanggupannya, ibu Larry merasa tidak siap untuk membesarkan anaknya seorang diri.
Ketika berusia sembilan bulan, Larry divonis mengidap pneumonia. Sejak saat itu, ibu kandung Ellison menitipkannya ke paman dan bibinya, Lilian Spellman Ellison dan Louis Ellison, sebagai orangtua angkat Larry. Bersama paman dan bibinya, ia dibersakan dalam kehidupan serderhana.
Larry baru bertemu ibu kandungnya kembai setelah beberapa tahun kemudian, saat ia berusia 48 tahun. Sementara, sang ayah tidak tahu-menahu perihal adopsi, sehingga Larry tidak pernah bertemu ayahnya sampai usia remaja.
Kedua orangtua angkat Larry membesarkannya dengan segenap cinta, meskipun dengan cara yang berbeda. Ayah angkatnya, yang seorang imigran Rusia, dikenal memiliki watak yang agak keras, berbeda dengan ibu angkatnya.
Walaupun pernah terjadi kesalahpahaman antara Larry dan ayah angkatnya sampai berujung pertengkaran, Larry tetap tumbuh menjadi anak yang mandiri dan percaya diri di bawah asuhan keluarga kecilnya.
Pendidikan Larry Ellison
Dari kecil, Larry sudah menunjukan bakat di bidang matematika. Ia memulai pendidikan dasarnya di Eugene Field di Chicago. Setelah itu, ia melanjutkan jenjang pendidikannya di SMA Sullivan. Kemudian, pindah ke South Shore High School.
Semasa sekolah, Larry termasuk siswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Ia khususnya menaruh ketertarikan lebih pada pelajaran teknologi. Selain itu, Larry menyukai pelajaran olahraga, seperti bola voli, dan memiliki nilai-nilai bagus di bidang sains dan matematika.
Di masa kuliah, Larry mengalami berbagai cobaan hidup. Lilian Ellison, ibu angkatnya meninggal dunia. Hal ini sempat memuat Larry merasa terpukul. Sebab ia sangat dekat dengan ibu angkatnya.
Di samping itu, karena krisis keuangan, Larry Ellison tidak bisa melanjutkan pendidikannya di University of Illinois di Urbana-Champaign. Alhasil, ketimbang kuliah, Ellison muda memutuskan untuk bekerja.
Mengawali Karir sebagai Teknisi Komputer
Larry Ellison memeroleh pekerjaan paruh waktu. Dengan penghasilan yang diperolehnya, ia memutuskan untuk berkuliah lagi di juruan fisika dan matematika di University of Chicago. Lagi-lagi, karena masalah keuangan, ditambah minat belajarnya yang mulai menurun, Larry hanya bertahan satu semester.
Pada 1966, dengan modal yang ia miliki, Larry pindah ke Berkeley, California. Dengan sisa uangnya, ia mengemban kursus komputer, sambil belajar otodidak dari buku-buku komputer yang ia miliki.
Merasa cukup dengan pengetahuan yang ia miliki, Larry mencoba melamar ke berbagai perusahaan. Namun, mengingat dirinya yang tidak memiliki ijazah sarjana, memeroleh pekerjaan pun menjadi perkara yang tidak mudah.
Penolakan demi penolakan telah dialami oleh Larry sampai akhirnya ia berhasil mendapat pekerjaan pertamanya di perusahaan investasi bernama "Fireman's Fund" sebagai teknisi komputer. Tanggung jawabnya dalam pekerjaan ini membuat pengalaman dan keterampilan Larry dalam mengutak-atik komputer semakin bertambah.
Setelah itu, Larry memutuskan pindah kerja di Bank Wells Fargo sebagai teknisi. Meski cekatan dalam pekerjaannya, ia merasa kurang mendapat penghargaan dari tempat kerjanya. Ia pun memilih resign.
Pada 1973, Ellison bekerja di Ampex, perusahaan elektronik Amerika Serikat. Larry bertugas membuat database untuk Central Intelligence Agency (CIA). Di sini, Larry memperluas jaringannya dan berkenalan dengan sesama programmer, seperti Ed Oates dan Bob Miner.
Mendirikan Oracle
Ampex menjadi inspirasi Larry untuk mendirikan bisnisnya sendiri. Ia semakin mendapatkan dorongan setelah membaca teori database relasional oleh Edgar F. Codd. Tulisan tersebut mendorongnya untuk mengembangkan teori dalam membangun bisnis berkonsep "Structured Query Language (SQL)”.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1977, ia mendirikan perusahaannya sendiri bersama Bob Miner dan Ed Oates, bernama Software Development Laboratories (SDL), yang pada 1979 berganti nama menjadi Relational Software Inc.
Di tahun yang sama, Relational Software Inc merilis Oracle yang menjadi program database relasional komersil yang cukup populer. Mereka mengakuisisi klien besar sekelas CIA yang merupakan Dinas Intelijen Amerika Serikat.
Selanjutnya, mereka juga pernah menangani Wright Patterson Air Force Base dan meneken kesepakatan dengan perusahaan komputer IBM pada 1981.
Seiring waktu, perusahaannya terus berkembang dan meraup keuntungan. Hingga pada 1982, Larry mengganti nama perusahaannya menjadi Oracle Corporation.
Masalah dalam Oracle
Bersama rekannya, Larry mengalami berbagai kendala di awal-awal berdirinya Oracle. Demi memeroleh kredit bagi Oracle, ia bahkan sampai menggadaikan rumahnya.
Pada 1990, Oracle mengalami sejumlah masalah pelik. Kesulitan keuangan menuntut Ellison untuk memecat lebih dari 400 karyawannya dan mengalami kerugian sebesar US$28.700.000. Oracle juga diduga melakukan praktik akuntansi terlarang sehingga diinvestigasi oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika. Perusahaan teknologi ini pun segera jadi incaran kritikan masyarakat.
Di pertengahan 1990, Larry sempat melihat peluang untuk bersaing dengan Microsoft dan mengembangkan alternatif untuk komputer pribadi yang ia beri nama Komputer Jaringan (NC - Network Computer).
Namun, masih banyak kekuarangan dari NC sehingga dominasi Microsoft tak dapat dibendung. Larry pun harus mengakui bahwa NC terlalu dini secara teknologi.
Dihantam berbagai masalah sempat membuat Ellison pesimis dengan bisnisnya. Namun, ia berhasil memotivasi diri sendiri dan bertekad memperbaiki perusahaannya dari dasar. Ia pun mulai merombak manajemen perusahaan dan merekrut karyawan yang kompeten di bidangnya.
Restrukturisasi manajemen tersebut sukses dilakukan. Hingga pada 1992, Oracle sudah sehat secara finansial dan terus mengalami perkembangan.
Oracle terus berbenah dan bertumbuh. Hingga akhirnya, pada 2009, Ellison mengakuisisi Sun Microsystem dan pada 2010 mencatatkan namanya sebagai orang terkaya ke-6 di dunia dan ke-3 di Amerika dengan kekayaan bersih US$28 miliar.
Ellison memperluas sumber penghasilannya dengan membeli saham di sejumlah perusahaan seperti, Salesforce.com, NetSuite, Bioteknologi.Inc, Quark, Astex Farmasi, Astor Beechwood Mansion, properti di Malibu California, dan masih banyak lagi. Di samping itu, Ellison dikenal dermawan dan kerap memberikan sumbangan untuk berbagai kegiatan amal.
Pada 2014, Larry mengundurkan diri dari posisi CEO Oracle. Namun, ia tetap terlihat terlibat dalam berbagai operasional perusahaan sebagai ketua eksekutif dan CTO. Larry berhasil menjadikan Oracle sebagai salah satu perusahaan pengembang perangkat lunak terbesar.
Kehidupan Pribadi Larry Ellison
Larry pernah menikah empat kali, yaitu dengan Adda Quin (1967-1974), Nancy Wheeler Jenkins (1977-1978), Barbara Broothe (1983-1986), dan Melanie Craft (2003-2010).
Kecakapan Larry dalam menjalankan bisnis diwariskan kepada anak-anaknya. Putranya, David Ellison, merupakan CEO media Skydance. Sedangkan putrinya, Megan Ellison adalah pendiri Anna Pictures dan salah satu produser film Amerika.
Ellison juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Awal kepekaannya terhadap masalah sosial dimulai pada 1992, di mana ia mengalami kecelakaan sepeda yang menyebabkan sikunya patah.
Setelah menerima perawatan di University of California, Davis, Ellison mendonasikan US$ 5 juta untuk mendirikan Lawrence J. Ellison Musculo-Skeletal Research Center. Pada 1998, Lawrence J. Ellison Ambulatory Care Center dibuka di kampus Sacramento dari UC Davis Medical Center.
Pada Agustus 2010, sebuah laporan menyebutkan, bahwa Larry Ellison merupakan salah satu dari 40 miliarder yang telah menandatangani "The Giving Pledge", sebuah kampanye untuk mendorong orang-orang super kaya menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka untuk tujuan filantropi.
Pada Mei 2016 Ellison mendonasikan US$200 juta kepada University of Southern California untuk mendirikan pusat penelitian kanker: Lawrence J. Ellison Institute for Transformative Medicine of USC.