Bukalapak merupakan salah satu situs belanja online yang mudah diakses dan cukup dikenal masyarakat Indonesia. Salah satu founder atau pendiri perusahaan berperan dalam suksesnya Bukalapak adalah Nugroho Herucahyono. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut profil Nugroho Herucahyono selengkapnya melansir dari Medium.com.
Perjuangan Mendirikan Bukalapak
Pria kelahiran Karanganyar, 35 tahun lalu ini dikenal sebagai Co Founder dan Chief Technology Officer Bukalapak hingga Maret 2020. Berbekal kepercayaan bahwa perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang berguna bagi banyak orang, dia bersama rekan-rekan lainnya membangun Bukalapak.
Awal berdirinya Bukalapak, industri startup tengah merangkak naik dan berkembang, kebutuhan akan internet juga semakin meningkat. Selama proses membangun perusahaan, Nugroho memiliki role model yakni Amazon dan eBay.
Nugroho dan kawan-kawan pun melihat peluang bahwa Indonesia membutuhkan situs layaknya Amazon dan eBay. Gagasan tersebut kemudian mengantarkannya bersama tim untuk membangun Bukalapak.
Faktanya, Bukalapak bukan produk pertama yang mereka buat. Semasa masih dibangku kuliah, Nugroho bersama pendiri Bukalapak lainnya, seperti Zaky Achmad beberapa kali membuat project seperti SMS Gateway.
Pada tahap awal pengembangan Bukalapak, Nugroho dan rekannya memilih untuk menggunakan bahasa pemrograman Ruby. Di mana, mereka mencoba launching dan hosting dengan satu virtual private server seharga Rp 250 ribu per bulan. Saat itu, dia dan tim belum memiliki monitoring tool.
Beberapa waktu kemudian, Bukalapak mendapatkan traffic. Namun, mereka dihadapkan pada masalah scalability. Ditambah lagi, perusahaan menginginkan tim yang terus berkembang, sehingga berbagai masalah diselesaikan secara bertahap, termasuk organisasi perusahaan.
Minat Coding
Bagian profil Nugroho Herucahyono diawali dari pendidikannya di Institut Teknologi Bandung sebagai mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Sebelumnya, Nugroho Herucahyono atau yang kerap disapa Xinuc ini pernah menjadi seorang SysAdmin ITB.
Dia juga dikenal memiliki kemampuan di bidang persandian atau skill coding di atas rata-rata. Alhasil, berbekal kemampuan tersebut, dia terjun ke dunia teknologi.
Awalnya, coding hanya menjadi hobi bagi Nugroho. Minatnya semakin tumbuh dengan membaca beberapa buku seperti The Pragmatic Programmers karya Andrew Hunt dan David Thomas. Ada juga buku Why’s (Poignant) Guide to Ruby yang berisi tentang bahasa pemrograman Ruby.
Di samping itu, dia juga kerap mengandalkan laman Hacker News sebagai referensi utama mencari berita yang berkaitan dengan teknologi. Tak hanya itu, dia juga kerap mengunjungi laman GitHub Explore untuk melihat tren atau project terbaru yang berkembang.
Minat yang tinggi terhadap dunia persandian, membuatnya terlibat dalam project yang berkaitan dengan coding. Pada saat itu, Nugroho mengembangkan produk search engine seperti Elasticsearch. Dia juga sempat membuat distributed storage, meskipun akhirnya dia menyadari gagasan tersebut kurang menarik.
Selain itu, ketertarikannya akan coding juga mengantarkan Nugroho aktif membangun komunitas, salah satunya Ruby.id. Nugroho Herucahyono juga tertarik membaca buku terkait ekonomi, novel dan sejarah. Sebelumnya, dia juga kurang tertarik membaca buku fiksi, namun seiring waktu dia mulai tertarik mempelajarinya.
Lulusan ITB tersebut juga pernah menjadi salah satu karyawan di Suitmedia, sebagai Chief Technology Officer. Suitmedia adalah digital agency yang bergerak di bidang pengembangan aplikasi website dan mobile.
Pentingnya Ilmu Pemrograman Dini
Dalam profil Nugroho Herucahyono, disebutkan kalau dia juga menyukai ilmu persandian atau coding, termasuk membaca, hingga mengunjungi laman tentang coding. Hobi tersebut kemudian dia turunkan kepada anaknya yang berusia tiga tahun saat itu.
Nugroho memperkenalkan dunia programming kepada sang anak melalui gim algoritmik, seperti CodeRunner. Bahkan, dia berharap bidang programmer bisa menjadi kurikulum pendidikan untuk jenjang sekolah dasar atau sekolah menengah pertama anak Indonesia.
Apalagi, Nugroho menilai untuk mempelajari ilmu pemrograman bukanlah hal sulit, namun cukup dengan mengerti logikanya. Pendidikan pemrograman juga dinilai penting bagi penerus masa depan.
Sepanjang menjabat sebagai Chief Technology Officer Bukalapak, Nugroho kerap melakukan rutinitas 'me time’ seperti membaca buku. Nugroho juga tidak pernah begadang hanya untuk bekerja, dengan begitu kualitas pagi harinya lebih baik dengan memprioritaskan rutinitas lainnya. Adapun aktivitas meeting kerap dia mulai di siang hari.
Dia juga mematahkan anggapan bahwa seorang programmer tidak bisa memperkirakan waktu dengan baik, sehingga mereka kerap begadang dan lembur. Namun saat ini, terdapat banyak tools dan metode untuk latihan, didukung software development yang berkembang. Alhasil, seorang programmer saat ini sudah mampu memperkirakan waktu dengan baik saat bekerja.
Demikian penjelasan tentang profil Nugroho Herucahyono beserta perjuangannya mendirikan Bukalapak.