PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli sedang dalam proses penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Rencananya, perusahaan e-commerce ini akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 November 2022. Situs lokapasar berwarna biru ini menargetkan dana sebesar Rp7,9 triliun.
Blibli akan menjadi unicorn Indonesia ketiga yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini sebelumnya sudah diambil oleh dua pesaingnya, PT Bukalapak Tbk dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.
Berbeda dengan Bukalapak dan GoTo yang didirikan oleh para founder. Blibli dari awal diinisiasi oleh Grup Djarum lewat PT Global Digital Prima atau GDP Venture. GDP Venture masih memiliki 98,5% saham.
Sejarah Berdirinya GDP Venture
GDP Venture adalah lini bisnis digital Grup Djarum, konglomerasi dengan kekayaan terbesar di Indonesia. Tidak hanya mendirikan bisnis digital di bawah Grup Djarum, GDP Venture kini juga memiliki banyak investasi di berbagai startup.
Martin Hartono, anak dari bos Grup Djarum sekaligus orang terkaya Indonesia R. Budi Hartono, adalah pendiri GDP Venture. Martin mendirikan GDP Venture pada 2010, setelah 12 tahun bekerja di Djarum sekaligus dipersiapkan sebagai penerus grup di masa depan.
Minat Martin terhadap teknologi menjadi alasannya membangun GDP Venture. “Awalnya karena sering bermain gim komputer dan ketika saya di AS (Amerika Serikat) internet baru saja muncul dan saya senang berselancar di web,” katanya dikutip dari Forbes pada 2012.
Lulusan MBA dari Drucker School of Management ini terinspirasi dari perkembangan pesat Facebook dan Twitter di awal 2010-an, terutama di kalangan anak muda Indonesia.
GDP Venture pun langsung tancap gas. Saat itu, Martin dikabarkan memiliki modal US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun ketika memulai perjalanannya.
Pada 2011, modal ventura ini langsung memiliki tiga perusahaan digital besar di Indonesia dengan memulai Blibli, mengakuisisi situs forum Kaskus, dan berinvestasi di Merah Putih Inc. Merah Putih Inc adalah inkubator startup yang memiliki portofolio seperti Daily Social, Bolalob, dan Infokost.net.
Kini, GDP Venture sudah memiliki lebih dari 50 portofolio investasi. Mengutip laman resminya, mereka fokus dengan perusahaan-perusahaan e-commerce, hiburan & media, solusi, serta produk.
Deretan Portofolio Mentereng GDP Venture
- Gojek
Meski sekarang menjadi kompetitor Blibli, GDP Venture adalah salah satu investor di Gojek. GDP Venture menyuntik dana investasi ke Gojek pada Februari 2018.
Nilai investasi ini tidak disebutkan saat itu. Akan tetapi, rilisnya prospektus IPO Blibli menunjukkan nilai investasi itu ternyata mencapai Rp1,34 triliun. Kini, nilai investasi Blibli di GoTo mencapai valuasi sekitar Rp2,6 triliun.
- Tiket.com
GDP melakukan akuisisi terhadap situs jasa perjalanan Tiket.com pada Juni 2017. Akuisisi ini dilakukan lewat Blibli dengan kepemilikan penuh 100%.
Mengutip prospektus Blibli, Euromonitor memperkirakan Tiket.com memiliki nilai pasar sebesar US$45 miliar dengan perkiraan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 28% dari 2020 hingga 2025.
- 88rising
GDP Venture juga adalah salah satu investor dalam label musik yang mengorbitkan musisi Asia dan Asia-Amerika ke pasar musik global, 88rising. 88rising dikenal di Indonesia sebagai label musik yang mengorbitkan musisi Indonesia seperti Rich Brian, NIKI, dan Stephanie Poetri ke dunia internasional.
- IDN Media
GDP Venture menyuntikkan pendanaan Seri A untuk IDN Media pada 2016. Pendanaan ini dilakukan bersama North Base Media, East Ventures dan MNM Creative. IDN Media adalah perusahaan media yang membawahi situs berita IDN Times dan rumah produksi IDN Pictures di antara media-media lainnya.
Mengutip laporan Startup Report 2021 (and Q1 2022) oleh Daily Social, IDN Media adalah salah satu startup yang Indonesia yang “hampir” berstatus unicorn.