Adapun pendiri Venteny adalah seorang warga negara Jepang bernama Junichiro Waide, yang juga Direktur Utama Venteny sejak Agustus 2022. Kini, ia adalah pemegang saham Venteny terbanyak dengan porsi 24,5% atau setara 1,3 miliar lembar saham. 

Waide merupakan alumni jurusan Manajemen dari Northeastern University, Amerika Serikat yang lulus pada 2005. Kariernya dimulai sebagai seorang business consultant di Pricewaterhousecoopers (PwC) New York, dari 2006 hingga 2008. Ia pun pindah ke perusahaan asal Jepang, BEENIS Inc sebgai business producer dari 2008 hingga 2011. Sebelum akhirnya membangun Venteny, ia menjabat sebagai CEO dari Voyage Group di Filipina dari 2011 hingga 2015.

Kinerja Keuangan dan Rencana Penggunaan Dana IPO 

Dalam catatan Katadata, Venteny sudah memperoleh laba sebesar Rp 3,77 miliar pada kuartal ketiga tahun ini. Angka ini naik drastis dari periode yang sama tahun lalu, Rp 396,1 juta. Terkait IPO, Venteny memasang target kenaikan laba hingga 400% dan pendapatan meningkat dalam rentang 30% hingga 40%.  

“Kami menjaga fundamental dengan mengontrol biaya agar lebih produktif,” ujar Windy johan, Group Chief Financial Officer Venteny, Kamis (23/11).

Dengan penawaran maksimum 939,7 juta lembar saham di harga Rp 350 sampai Rp 450, Venteny bisa meraup dana IPO hingga Rp 422,9 miliar. Sebanyak 42% dari dana ini, atau sekira Rp 17,62 miliar akan diberikan sebagai pinjaman pada entitas anak yang bergerak di bidang teknologi finansial, yakni Venteny Matahari Indonesia. 

Kemudian, 30% dari dana IPO akan dipakai untuk mengembangkan bisnis, mulai dari pengembangan Super App Venteny, pengembangan produk, dan ekspansi geografis. Sisa 28% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja. 

Adapun perusahaan ini juga memiliki program Employee Stock Allocation alias ESA. melalui program ini, Venteny bakal menerbitkan 1 juta saham atau setara 0,1% saham yang ditawarkan kala IPO untuk karyawannya. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora