Infantino Kembali Pimpin Federasi, Ini Sejarah dan Kontroversi FIFA

Youtube Sekretariat Presiden
Presiden FIFA Gianni Infantino saat acara makan siang KTT G20 di Bali, Selasa (15/11). Foto: Youtube Sekretariat Presiden.
Penulis: Dini Pramita
17/3/2023, 18.17 WIB


Pimpinan tertinggi The Fédération Internationale de Football Association (FIFA) untuk periode 2023-2027 akan ditempati oleh Gianni Infantino. Pria asal Swiss itu terpilih sebagai Presiden FIFA dalam kongres ke-73 FIFA di Kigali, Rwanda, pada Kamis (16/3) kemarin.

Infantino pertama kali terpilih menjadi Presiden FIFA pada 2016 lalu. Ia menggantikan Sepp Blatter yang tersandung kasus korupsi pembayaran 2 juta franc Swiss kepada legenda timnas Perancis, Michael Platini -- belakangan keduanya dibebaskan dari tuduhan tersebut oleh Pengadilan Swiss.

Menteri BUMN Erick Thohir, Menpora Zainudin Amali, dan Presiden FIFA Gianni Infantino dalam pertemuan di Doha, Qatar, Minggu (18/12). Foto: Instagram (Instagram Erick Thohir)
 

Berusia 119 Tahun

FIFA dibentuk pada 21 Mei 1904 oleh beberapa asosiasi sepak bola nasional yang berada di dataran Uni Eropa, yaitu Perancis, Belanda, Spanyol, Swedia, Belgia, Denmark, dan Swiss. Markas pertamanya saat itu berada di belakang gedung sebuah asosiasi atletik di Paris, Perancis.

Seorang jurnalis olah raga asal Perancis bernama Robert Guerin merupakan pencetus berdirinya FIFA. Guerin mengumpulkan tokoh dari tujuh organisasi sepak bola di daratan Eropa. Saat itu, ia memiliki cita-cita untuk membuat satu organisasi tinggi lintas negara yang dapat menaungi sepak bola di seluruh penjuru Eropa.

Saat itu, perwakilan yang hadir adalah Andre Espir (Perancis); Carl Anton Wilhelm Hirschman (Belanda); Andre Espir (Spanyol--Real Madrid); Ludvig Sylow (Denmark); Louis Muhlinghaus dan Max Kahn (Belgia); Victor E Schneider (Swiss). Mereka berkumpul di 229 rue St Honoré di Paris untuk membahas pembentukan satu federasi.

Dalam sebuah catatan Guerin telah meramalkan sepak bola akan menjadi olah raga yang sangat populer di seluruh penjuru dunia. Sebab itu, ia memutuskan untuk mendirikan sebuah federasi atau asosiasi sepak bola dengan melibatkan negara-negara yang saat itu telah memiliki pertandingan yang rutin berjalan.

Pertemuan di Paris itu berbuah kesepakatan untuk membuat statuta FIFA pertama, lengkap dengan undang-undangnya. Kedua elemen ini menjadi modal mereka ke depan untuk menaungi berbagai pertandingan internasional.

Statuta tersebut menyatakan FIFA berperan memastikan agar kompetisi sepak bola profesional dapat terlaksana dengan baik melalui peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh FIFA. Seiring dengan semakin tingginya minat terhadap sepak bola, tugas FIFA bertambah.

Beberapa tugas itu antara lain mempromosikan sepak bola, mengawasi transfer antar pemain, dan menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA. Federasi yang sekarang bermarkas di Zurich, Swiss, itu juga menguji berbagai peraturan dan fenomena yang berkembang dalam berbagai pertandingan yang diselenggarakan di seluruh penjuru dunia.

Guerin terpilih sebagai presiden pertama dari federasi yang baru dibentuk tersebut. Ia memimpin organisasi itu dari 1904-1906. Setelah Guerin, ada tujuh sosok laki-laki yang memimpin federasi tersebut. Jules Rimet menjadi pemimpin terlama yang memimpin FIFA selama 33 tahun sejak 1921-1954.

Penyelenggara Piala Dunia sejak 1930

FIFA yang juga tergabung dalam Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional memegang mandat sebagai penyelenggara permainan sepak bola global. Badan ini juga bertanggung jawab menyelenggarakan turnamen akbar Piala Dunia.

FIFA sukses menyelenggarakan piala dunia pertama di Uruguay pada 1930 di bawah kepemimpinan Jules Rimet, yang menjabat sebagai Presiden FIFA ketiga saat itu. Ada 13 negara yang berpartisipasi dalam piala dunia pertama ini, yaitu Uruguay sebagai tuan rumah, Argentina, Cile, Perancis, Meksiko, Yugoslavia, Brasil, Bolivia, Rumania, Peru, Amerika Serikat, Paraguay, dan Belgia.

Negara lainnya menolak bergabung karena kondisi dalam negeri yang belum pulih akibat Perang Dunia I. Setelah itu, ajang piala dunia rutin diselenggarakan setiap empat tahun sekali dengan negara yang berpartisipasi semakin bertambah. Piala dunia sempat tidak diselenggarakan pada 1942 dan 1946 karena Perang Dunia II.

Dalam perjalanannya, ada beberapa Piala Dunia yang terus dikenang sepanjang sejarah. Piala Dunia 1986 di Meksiko salah satunya. Turnamen ini terus dikenang oleh penggila sepak bola di seluruh dunia berkat gol 'tangan Tuhan' yang dilesakkan Diego Armando Maradona ke gawang Inggris.

Piala Dunia 2002 yang diselenggarakan di Korea Selatan dan Jepang menorehkan sejarah karena untuk pertama kalinya pesta sepak bola itu digelar di Asia. Piala dunia ini pun menghadirkan banyak kejutan seperti terdepaknya juara bertahan Perancis di partai pembuka, tersingkirnya tim unggulan Portugal, dan Korea Selatan yang sukses menunjukkan diri sebagai sang kuda hitam.

Semarak Bertabur Kontroversi

FIFA sukses membawa sepak bola menjadi olah raga populer dan paling digemari di abad ini. Menurut perhitungan federasi, olah raga ini dimainkan oleh lebih dari 150 juta pemain profesional, 10 juta di antaranya perempuan. Pertandingannya disaksikan oleh miliaran fans, baik di dalam stadion maupun melalui siaran televisi.

Federasi mencatat pada Piala Dunia 2014 yang diselenggarakan di Brasil, pertandingan ini ditayangkan di lebih dari 200 negara. Piala dunia di tahun itu meraup 3,5 juta penonton yang menyaksikan 64 pertandingan secara langsung dari dalam stadion.

Meski setiap perhelatan piala dunia berlangsung semarak, berbagai kontroversi juga ikut menyemarakkan perjalanan FIFA. Pada 2015, sejumlah pejabat senior dan anggota FIFA ditangkap polisi karena diduga melakukan pencucian uang pemerasan, dan penipuan.

Mereka juga diduga menerima suap terkait pemilihan tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022, Rusia dan Qatar. Sebelum peristiwa ini, Sepp Blatter yang menjadi presiden saat itu, harus mundur dari jabatannya karena diduga melakukan tindak korupsi yang melibatkan mantan Presiden UEFA Michael Platini.

Reporter: Dini Pramita