Profil Moeldoko, Berebut Kepemimpinan Partai Demokrat dengan AHY

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
4/4/2023, 15.30 WIB

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersitegang dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Perkara ini berkaitan dengan perebutan kepemimpinan partai tersebut.

Pada Maret 2021, sejumlah anggota partai menyelenggarakan kongres luar biasa dan menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum. Sedangkan pada 2020, kongres partai menetapkan AHY sebagai ketua umum. Pemerintah mengakui anak mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut sebagai ketua umum partai yang didirikan ayahnya. 

AHY mengatakan tim hukum partai menyerahkan kontra memori atau jawaban terhadap peninjauan kembali (PK) yang diajukan oleh Moeldoko. Sebelumnya, Moeldoko dan Johnny Allen Marbun mengajukan PK terhadap putusan Mahkamah Agung terkait kongres luar biasa.

"Dilihat dari kacamata hukum dan akal sehat, tidak ada satu pun celah atau jalan bagi Moeldoko untuk memenangkan PK ini," kata AHY di markas Partai Demokrat di Jakarta Pusat pada Senin (3/4).

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)

Profil Moeldoko

Sebelum terjun ke politik, Moeldoko membangun sebagian besar kariernya di militer. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, ini menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Bersenjata Indonesia (Akabri).

Di cabang darat, ia mampu memperoleh penghargaan Adhi Makayasa pada 1981. Ini merupakan penghargaan tahunan bagi lulusan terbaik institusi pendidikan TNI dan kepolisian.

Moeldoko melanjutkan pendidikannya hingga tingkat strata tiga (S3). Pada 2014, ia memperoleh gelar doktor dari Program Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat. Disertasinya berjudul Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan).

Pada 1981, Moeldoko mengawali kariernya sebagai komandan peleton sebuah pasukan elit infanteri raider di Komando Daerah Militer XIV/Hasanudin yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat itu, ia berpangkat letnan dua.

Moeldoko pernah terlibat dalam beragam operasi. Pada 1995, misalnya, Moeldoko mengambil peran dalam Kontingen Garuda atau Pasukan Garuda. Ini adalah pasukan TNI yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain sebagai bagian dari operasi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pada Agustus 2013 hingga Juli 2015, Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Ia menjadi KSAD dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah militer Indonesia.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.)

Karier Moeldoko

Karier militer Moeldoko memuncak di Panglima TNI. Ia mengemban jabatan ini antara Agustus 2013 hingga Juli 2015. Periode jabatannya bertepatan dengan masa pemerintahan Presiden SBY dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus.

Usai menyelesaikan jabatan militernya, Moeldoko sempat bergabung ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) antara 2016 dan 2018. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina partai yang didirikan oleh seniornya, Wiranto.

Moeldoko juga pernah memimpin organisasi sosial Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada 2017 sampai 2020. Berdiri pada 1973, organisasi ini bertujuan untuk mendorong kesejahteraan petani, penduduk perdesaan, dan pelaku agribisnis.

Pada 2018, Presiden Jokowi menunjuk Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan alias KSP. Ia menggantikan Teten Masudki, yang diangkat menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman