Anak kedua konglomerat Hermanto Tanoko, Melisa Patricia Tanoko, kini mengambil peran sebagai direktur utama perusahaan air minum keluarganya, PT Sariguna Primatirta Tbk. Penunjukan ini dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham emiten berkode CLEO tersebut pada Rabu (31/5)
Melisa akan menggantikan posisi kakaknya, Belinda Natalia Tanoko, yang sudah menjadi direktur utama perusahaan sejak 2016. Belinda kini dipercaya masuk ke dalam jajaran komisaris CLEO bersama sang ayah Hermanto Tanoko.
Dalam siniar yang ditayangkan di kanal YouTube Hermanto Tanoko, Melisa dikenal sebagai pribadi yang supel dan rajin belajar. Ia bahkan memegang dua gelar sarjana dari empat studi berbeda di Australia dalam waktu 3,5 tahun.
Sekolah di Australia Imbas Krisis 1998
Masa kecil dua anak tertua Hermanto Tanoko dihabiskan di kantor Avian, salah satu perusahaan cat milik keluarganya, dan juga di kegiatan tambahan lainnya. Bahkan dalam penuturan di siniar itu, Melisa kecil senang ikut lomba menggambar tiap minggunya.
Namun, keadaan mulai berubah di 1998, kala krisis melanda Indonesia. Hermanto terpaksa meyekolahkan kedua putrinya ke Perth, Australia. “Soalnya itu yang paling dekat, cuma tiga setengah jam dari Bali,” ucap Hermanto dilansir dari kanal YouTube pribadinya.
Ia mengaku tidak ada persiapan yang dilakukan untuk mendaftarkan putrinya bersekolah di Negeri Kangguru. Semua terjadi secara tiba-tiba dan akhirnya mulai mendaftar sekolah pada Februari 1998. Hermanto mengakui ini bukanlah waktu yang tepat untuk pindah sekolah karena tidak bertepatan dengan kenaikan kelas, sementara pembelajaran sudah dimulai sejak Januari.
Karena hal itu, kedua putri Tanoko tersebut tidak ingin kembali mengulang pembelajaran mereka. Di Indonesia, Belinda kala itu duduk di bangku SMA kelas 1 sementara Melisa di SMP kelas 2. Mereka ingin supaya Australia sudah bisa langsung lompat satu tahun, masing-masing di SMA kelas 2 dan SMP kelas 3.
Hermanto mengenang sulitnya kala itu menemukan sekolah yang mau menerima putrinya untuk naik satu kelas, sebab bahas Inggris mereka waktu itu belum cukup bagus. Akhirnya pillihan jatuh ke sebuah sekolah swasta khusus perempuan bernama St. Hilda, di Perth, Australia.
Di sekolah itu, Belinda dan Melisa tinggal di gedung asrama yang berbeda dan orangtuanya berkunjung sebulan sekali.
Ambil Empat Jurusan Sekaligus Menjadi Pelayan
Lulus dari St. Hilda, Melisa melanjutkan jenjang kuliahnya di University of Western Australia, Perth. Melisa mengambil program gelar ganda, yaitu Bachelor of Science dan Bachelor of Commerce.
“Tapi aku lihat untuk satu degree itu bisa ambil empat major. Jadilah aku ambil major kimia dan matematika. Terus finance dan marketing. Ya dimaksimalkan dua untuk setiap gelar,” kata Melisa.
Ia berhasil menamatkan empat jurusan itu dalam waktu tiga setengah tahun, lebih cepat dari waktu normal empat tahun. Hal ini bisa ia raih karena mengambil kelas di libur musim panas. Selagi bersekolah, ia juga menjadi pelayan di sebuah restorn Jepang di Perth saat akhir pekan.
Pendidikan Melisa tidak berhenti di Australia saja. Ia melanjutkan pendidikan bahasa Mandarin langsung di Shanghai selama enam bulan. Seteah itu, barulah ia turun tangan langsung ke perusahaan ayahnya, awalnya PT Avia Avian Tbk. (AVIA).
Dari AVIA ke CLEO
Selama dua tahun Melisa menjabat sebagai asisten direktur di AVIA dari 2006 sampai 2008. Namun ia tidak melanjutkan jabatan itu, karena pindah ke CLEO. Jabatan ini kemudian digantikan oleh adiknya, Robert Tanoko.
“Soalnya waktu itu aku hamil dan di AVIA seringnya di laboratorium. Kebetulan Robert juga mau tukaran dari CLEO ke AVIA,” katanya.
Dari sanalah ia mengembangkan CLEO dengan jabatan awal komisioner dari 2009 hingga 2016. Kemudian, ia menjadi wakil presiden direktur perusahaan sjeak 2016, mendampingi Belinda Tanoko. Selain di CLEO, ia juga menjadi komisioner di PT Tanobel Sehat Nutrition, direktur PT Bemeroca Uniti Abadi Harmoni, serta direktur utama PT Voda Indonesia.