Profil Mira Murati, Pengganti Sam Altman yang Dipecat dari OpenAI

Youtube/ The Daily Show
Mira Murati, CTO OpenAI
Penulis: Safrezi Fitra
20/11/2023, 15.23 WIB

Sam Altman dipecat secara mendadak dari jabatan Chief Exective Officer (CEO) OpenAI. Sam yang merupakan salah satu pendiri OpenAI, dianggap tidak transparan dan menghambat perkembangan perusahaan pengembang chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ChatGPT ini.

Dalam pengumuman bertajuk "OpenAI announces leadership transition" di situs resmi openai.com, dewan direksi mengungkapkan telah meninjau kinerja Sam Altman selama menjadi bos OpenAI empat tahun terakhir. Hasilnya, dewan direksi OpenAI menilai bahwa Sam Altman "tidak selalu terbuka dalam berkomunikasi dengan dewan direksi OpenAI".

Dewan direksi menganggap sikap Sam selama ini menghambat mereka untuk melihat kinerjanya secara keseluruhan, serta tanggung jawabnya kurang dalam memimpin OpenAI. "Dewan tidak lagi percaya pada kemampuannya (Sam) untuk terus memimpin OpenAI," tulis dewan direksi OpenAI yang dikutip dari situs resmi openai.com, Senin (20/11)

Spekulasi lain yang beredar menyebut, keputusan OpenAI untuk berpisah dengan Altman disebut karena perbedaan pendapat yang signifikan antara CEO dan dewan direksi, terutama dengan Ilya Sutskever, salah satu pendiri dan kepala ilmuwan. Perbedaan pendapat tersebut berpusat pada keamanan AI, laju perkembangan teknologi, dan komersialisasi perusahaan.

Dalam pengumuman yang sama, dewan direksi juga langsung menunjuk Chief Technology Officer (CTO) OpenAI, yakni Mira Murati untuk mengambil alih tugas CEO interim untuk sementara waktu. Lantas siapa sebenarnya Mira Murati yang menggantikan Sam Altman di OpenAI?

Profil Mira Murati

Sosok engineer cantik Mira Murati merupakan salah satu pencipta chatbot ChatGPT. Mira Murati yang kini berusia 35 tahun ini menjabat Chief Technology Officer (CTO) di OpenAI.

Murati disebut sebagai “otak” yang selama ini memimpin beberapa pengembangan produk berbasis AI di OpenAI. Menurut Tech Crunch (19/11), Murati memiliki potensi untuk membawa OpenAI ke arah yang lebih baik. 

Murati yang lahir dan besar di San Francisco ini merupakan lulusan teknik mesin dari Thayer School of Engineering di Dartmouth College, Hanover, Amerika Serikat (AS). Berdasarkan laporan beberapa media, orang tua Mira berasal dari India, meskipun dari latar belakangnya mencerminkan akar bahasa Albania.

Menurut profil LinkedIn Murati, dia sempat magang sebagai analis di firma keuangan AS, Goldman Sachs. Kemudian di Zodiac Aerospace, sebuah grup perusahaan kedirgantaraan Prancis.

Sepanjang 2013-2016 Murati bekerja sebagai Senior Product Manager of Model X di Tesla. Dia mengembangkan produk SUV crossover dari produsen mobil tersebut. Saat itu Tesla merilis versi awal Autopilot, perangkat lunak bantuan pengemudi berkemampuan AI.

Di tahun 2016, Murati bergabung dengan Leap Motion, sebuah perusahaan startup yang membuat sensor gerak pelacak tangan dan jari untuk PC. Dia menjabat sebagai wakil presiden produk dan teknik di perusahaan tersebut.

Mira Murati mulai bergabung di OpenAI pada Juni 2018. Jabatannya saat itu adalah Vice President of Applied Artificial Intelligence and Partnership. Dia bertanggungjawab menjadi Senior Vice President of Research and Product.

Murati sempat mengemban tugas sebagai ketua tim untuk proyek yang memungkinkan pengguna membuat karya seni realistis berbasis teks. Proyek tersebut kini dikenal dengan DALL-E, mesin pembelajaran yang bisa mengolah data teks untuk dikonversi menjadi gambar.

Proyek Dall E dimulai pada 2021 sebagai hasil pengembangan lanjutan dari GPT-3 (generasi ketiga). Dall E dapat menghasilkan gambar dari sekumpulan data teks yang dimasukkan pengguna. Akurasi dan resolusi gambar yang bisa dihasilkan Dall-E terus ditingkatkan hingga dirilisnya Dall-E 2 pada 6 April 2022.

Kesuksesan Dall E membawa Murati dipromosikan menjadi Chief Technologi Officer OpenAI pada Mei 2022. Kenaikan jabatan itu membuat dirinya memimpin pengembangan produk dari chatbot ChatGPT. Dia dipercaya untuk memimpin pekerjaan perusahaan pada urusan chatbot ChatGPT yang didukung AI viral, AI teks-ke-gambar DALL-E, dan sistem penghasil kode Codex, yang mendukung produk Copilot GitHub.

Sekilas Tentang OpenAI

OpenAI adalah perusahaan riset dan penerbitan yang berbasis di California di balik pengembangan Chatbot AI, ChatGPT. Startup OpenAI melakukan penelitian kecerdasan buatan yang sukses sejak merilis ChatGPT pada November 2022 hingga menjadi sangat populer di seluruh dunia saat ini.

Pada Desember 2015, Elon Musk, Sam Altman, dan para investor lainnya, seperti Reid Hoffman, Jessica Livingston, Peter Thiel, Greg Brockman mengumumkan pembentukan OpenAI dan menjanjikan lebih dari US$1 miliar untuk usaha tersebut. Organisasi tersebut menyatakan bahwa mereka akan "berkolaborasi secara bebas" dengan institusi dan para peneliti lainnya dengan membuat paten dan penelitiannya terbuka untuk umum.

Setahun kemudian, OpenAI merilis sebuah beta publik "OpenAI Gym", platformnya untuk penelitian pembelajaran penguatan. Dilanjutkan dengan merilis "Universe", sebuah platform perangkat lunak untuk mengukur dan melatih sebuah kecerdasan umum AI kecerdasan umum AI di seluruh pasokan permainan dunia, peramban dan aplikasi lainnya.

Para pendirinya, khususnya Elon Musk dan Sam Altman, terdorong oleh ketakutan mereka akan kemungkinan bahwa kecerdasan buatan dapat mengancam keberadaan manusia. Namun, pada Februari 2018, Elon Musk mengundurkan diri dari dewan tapi tetap menjadi donor. Setelah itu Microsoft masuk sebagai investor dengan menanamkan investasi US$1 miliar.

Pada 2020, OpenAI mengumumkan GPT-3, sebuah model bahasa terlatih dengan triliunan kata dari internet. GPT-3 ditargetkan tak hanya dapat menjawab sebuah pertanyaan, tetapi juga dapat menerjemahkan antar bahasa dan menghasilkan teks improvisasi secara koheren.

Pada Januari 2021, OpenAI memperkenalkan DALL-E yang mampu menghasilkan gambar yang lebih realistis dan akurat dengan resolusi 4x lebih besar.