Todung Mulya Lubis bergabung dalam Tim Pemenangan Nasional Nasional (TPN) calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Profil Todung Mulya Lubis sebagai pengacara terkemuka di Indonesia menjadi alasan Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud menempatkannya sebagai Deputi Hukum.
Agar lebih fokus dalam upaya pemenangan pasangan Ganjar-Mahfud dalam Pemilihan Presiden 2024, Todung pun memilih cuti dari pekerjaannya sebagai komisaris perusahaan Prajogo Pangestu, PT Barito Energi Tbk. (BREN). Dia akan bebas tugas sepanjang 6 bulan, sejak 21 November 2023 hingga 31 Mei 2024, sehingga bisa fokus sebagai Timses Ganjar-Mahfud.
”Dapat kami sampaikan bahwa Bapak Todung Mulya Lubis mengajukan cuti dalam kapasitasnya sebagai komisaris independen perseroan,” kata Merly, Director and Corporate Secretary Barito Energy, dalam keterangan tertulis, Jumat (24/11).
Todung merupakan advokat senior yang dikenal sebagai pengacara yang banyak menyelesaikan sengketa bisnis. Dia juga terdaftar sebagai anggota Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi/Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), International Bar Association (IBA), dan kurator berlisensi, administrator, serta Konsultan Paten Terdaftar.
Profil Todung Mulya Lubis
Nama Lengkap: Todung Mulya Lubis
Nama Panggilan: Todung Lubis
Tempat Lahir: Tapanuli Selatan, Sumatra Utara
Tanggal Lahir: 1949-07-04
Warga Negara: Indonesia
Masa kecil hingga remaja Todung Mulya Lubis, banyak habiskan di Pulau Sumatra. Setelah menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) di Jambi, dia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru, Riau, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Medan.
Setelah tamat SMA, Tudung mulai tertarik dengan dunia hukum. Dia pun pindah ke Jakarta dan melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Saat menjadi mahasiswa, Todung sudah dikenal sebagai seorang aktivis.
Dia aktif dalam gerakan mahasiswa yang menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada masa pemerintahan Orde Baru. Menurut Todung, peningkatan taraf hidup guru dan pelayanan publik yang baik lebih mendesak dibandingkan dengan pembangunan sebuah taman yang cuma sekedar tiruan dari apa yang telah dikerjakan di Muangthai.
Menjelang akhir masa kuliahnya di Universitas Indonesia, Todung sempat magang di LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Jakarta. Bahkan hingga jabatan terakhir sebagai Direktur Bidang Nonlitigasi. Di LBH Jakarta, dia juga membentuk divisi hak-hak asasi manusia, yang kemudian menerbitkan laporan tentang keadaan hak-hak asasi manusia di Indonesia pada 1979, hingga menjadi laporan rutin hingga saat ini.
Setelah mendapat gelar sarjana hukum dari UI pada 1974, Todung sempat mengikuti kursus hukum di Institute of American and International Law di Dallas pada 1977. Kemudian melanjutkan studinya di Amerika serikat hingga memperoleh gelar master (LL.M) dari University of California di Berkeley pada tahun 1978 dan Harvard University pada tahun 1987.
Pada 1990, ia menerima gelar Doctor of Juridical Science (SJD) dari University of California di Berkeley dengan disertasi berjudul In Search of Human Rights: Legal-Political Dilemmas of Indonesia's New Order 1966-1990. Todung juga mendapat apresiasi sebagai profesor dari Law School, Universitas Melbourne, Australia pada 2015.
Pada tahun 1991, Todung mendirikan the Law Office of Mulya Lubis and Partners yang sekarang lebih dikenal dengan nama Lubis Santosa and Maulana Law Offices. Bersama dengan lembaganya ini, Todung Mulya Lubis banyak terlibat dalam praktek korporasi dan komersial serta penyelesaian sengketa karya perusahaan.
Dia memimpin kelompok praktik korporasi dan komersial perusahaan dalam jumlah transaksi besar. Dia juga secara intensif terlibat dan memimpin penyelesaian sengketa perusahaan kelompok praktek di litigasi profil tinggi perusahaan.
Todung pernah tercantum dalam Pengacara Bisnis sebagai pengacara terkemuka dalam penyelesaian sengketa di Indonesia (The International Who’s Who of Business Lawyers as a leading lawyer in dispute resolution in Indonesia). The Asia Pacific Legal, edisi 500 – 2006/2007 juga memilih Todung Mulya Lubis sebagai individu terkemuka yang berpengaruh besar dalam praktek penyelesaian sengketa di Indonesia. Dia juga pernah tercatat masuk tiga besar dalam sepuluh pengacara paling banyak mempunyai pengikut di jejaring sosial Twitter (X) di dunia.
Pada 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Todung Mulya Lubis sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia. Sebelum diangkat menjadi Duta Besar, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Indonesia Yayasan Internasional Crisis Group (ICG), Ketua Indonesia Asosiasi Konsultan Paten Terdaftar; Ketua Dewan Pengurus Transparency International Indonesia; Panel arbiter Dewan Arbitrase Nasional Indonesia (Badan Arbitrase Nasional Indonesia/BANI) dan Chambers of Commerce Internasional (ICC) Paris.
Profil Todung Mulya Lubis juga masih aktif sebagai dosen di beberapa universitas di Indonesia, di antaranya Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Yogyakarta dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.